Berita

Presiden Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan/Net

Politik

Damai Hari Lubis: Presiden Jokowi Dan Luhut Binsar Pandjaitan Sedang Melawan Takdir

MINGGU, 05 APRIL 2020 | 13:21 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) dinilai tengah melawan takdir di tengah pandemik virus corona atau Covid-19.

Ketua Aliansi Anak Bangsa (AAB), Damai Hari Lubis mengatakan, disaat pagebluk Covid-19 ini, semakin memperlihatkan ketidakmampuan Presiden Jokowi memimpin Indonesia menjadi lebih baik.

Hal itu dapat terlihat dari beberapa upaya dan tindakan pemerintahan Rezim Jokowi yang telah dilakukan dalam memimpin Indonesia.

"One dollar 20 ribu rupiah? Corona terus tekan RI dan sang imam dari kota suci Makkah tidak berhenti memberikan perlawanan dan penelanjangan pemerintah RI atas penegakan hukum yang ngawur ditambah pola penanganan Covid-19 yang tidak becus," ucap Damai Hari Lubis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (5/4).

Damai Hari Lubis pun menilai Presiden Jokowi dan Menko Marvels LBP tengah melawan takdir.

"Maka kami Aliansi Anak Bangsa menganggap Jokowi dan Luhut sedang  melawan Takdir!," tegasnya.

Bukan tanpa alasan, Damai pun membeberkan usaha dan bentuk pemaksaan penguasa rezim Jokowi.

"Gejala-gejala itu nampak oleh kami, melalui upaya mereka dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat sejak mulai Maklumat Kapolri 2020, Kepres 7/2020, Kepres 11/2020, PP 21/2020, Perppu 1/2020, mungkin beberapa contoh itu adalah usaha atau bentuk pemaksaan penguasa yang sedang berjuang melawan takdir keruntuhan," jelasnya.

Dengan demikian, Damai menyarankan agar Presiden Jokowi untuk mengibarkan bendera putih atas ketidakmampuannya mengelola Indonesia menjadi lebih baik.

"Saran kami lebih baik lempar handuk, daripada bertambah ruwet. Maka jalan yang terbaik, elegant dan gentle lebih baik undur diri secara terhormat sesuai mekanisme politik dan ketatanegaraan (konstitusional)," tegas Damai.

Karena jika tidak tambahnya, kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Presiden Jokowi akan menjadi otoriter yang dapat keluar dari sistem UUD 1945.

"Bila tetap ngotot pertahankan kekuasaan, maka dikhawatirkan kebijakan yang akan dilakukan menjadi otoriter, sehingga menyimpang dari rule of law dari sistem UUD 1945 dan melanggar Pancasila," pungkasnya.

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

KPK Lelang Gedung Lampung Nahdiyin Center

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:12

UPDATE

Jelang Piala AFF dan AFC, 36 Pemain Masuk Seleksi Tim U-16 Tahap Dua

Jumat, 29 Maret 2024 | 08:02

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Warga DIminta Tak Beraktivitas

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:25

Kemnaker Gelar Business Meeting Pengembangan SDM Sektor Pariwisata

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:11

2.098 Warga Terjangkit DBD, Pemkot Bandung Siagakan 41 Rumah Sakit

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:01

Sebagian Wilayah Jakarta Diprediksi Hujan Ringan

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:21

Warga Diimbau Lapor RT sebelum Mudik Lebaran

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:11

Generasi Z di Jakarta Bisa Berkontribusi Kendalikan Inflasi

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:04

Surat Dr Paristiyanti Nuwardani Diduga jadi Penyebab TPPO Farienjob Jerman

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:00

Elektabilitas Cak Thoriq Tak Terkejar Jelang Pilkada Lumajang

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:42

Satpol PP Diminta Jaga Perilaku saat Berinteraksi dengan Masyarakat

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:31

Selengkapnya