Berita

Iwan Sumule/Net

Politik

Tanggapi Fenomena Lockdown, Ketua ProDEM: Kata Mahfud MD, Presiden Yang Tidak Dipercaya Harus Mundur

SENIN, 30 MARET 2020 | 07:44 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Keputusan pemerintah untuk melakukan karantina wilayah atau lockdown seperti ragu-ragu. Bahkan kini banyak rakyat yang kehilangan kepercayaan dengan pusat sehingga melakukan lockdown di daerah masing-masing.

Begitu kata Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule menanggapi fenomena sejumlah daerah melakukan lockdown lokal.

“Pusat sudah kehilangan wibawa, tak ada lagi kepemimpinan. Rakyat butuh pemimpin baru,” ujarnya kepad redaksi, Senin (30/3).

Dia lantas menukil video Menko Polhukam Mahfud MD berdurasi 38 detik. Video itu berisi potongan pernyataan Mahfud dalam acara di TV One bertajuk “Memelihara Persatuan Di Tahun Politik”.

Dalam acara tersebut, Mahfud menjelaskan bahwa presiden diharuskan mundur berdasarkan TAP MPR 6/2000 jika sudah tidak dipercaya rakyat, kebijakannya dicurigai.

“Kalau pemimpin sudah tidak dipercaya masyarakat, kebijakannya dicurigai, ndak usah bilang berdasarkan hukum saya belum salah. Mundur, kata TAP MPR ini. Mundur kalau kalian sudah tidak percaya, negara kan hancur karena ketidakadilan. Negara berjalan baik kalau diperintah dengan adil,” bunyi penggalan kalimat Mahfud dalam video tersebut.

Berdasarkan penjelasan Mahfud tersebut, sambung Iwan Sumule, maka presiden yang sudah tidak dipercaya harus segera mengundurkan diri.

“Kalau mendengar penjelasan Mahfud MD soal TAP MPR 6/2000, Presiden harus mundur jika sudah tidak dipercaya lagi oleh rakyat dan tingkah lakunya (kebijakan) kontroversi,” kata Iwan Sumule.

Lebih lanjut, ketua DPP Partai Gerindra itu menyerukan kepada para kepala daerah untuk segera bersatu dan berkoordinasi secara baik dalam menentukan kerangka kerja bersama. Mereka harus seirama dalam menangani sebaran virus mematikan asal Wuhan China tersebut.

“Kalau koordinasi antar daerah baik, tentu akan lebih mudah melokalisir penyebaran dan penanganan penyebaran virus,” ujar Iwan Sumule.

Dia juga menyarankan kepada masing-masing daerah untuk saling bantu dalam pembiayaan. Termasuk melakukan penundaan pada proyek-proyek berskala besar (anggaran besar), sehingga dana bisa direalokasi untuk penanganan virus corona.

“Diharapkan juga agar langkah karantina wilayah dilakukan secara terukur,” tutupnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya