Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Tolak Lockdown, GMNI Desak Pemerintah Siapkan Paket Kebijakan Anti-Corona

MINGGU, 29 MARET 2020 | 01:35 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Wacana lockdown untuk mengatasi penyebaran virus corona di Indonesia masih terus menjadi pro kontra di masyarakat. Meski desakan untuk melakukan lockdown cukup banyak, yang menolak opsi tersebut juga tak kalah kuat.

Salah satu yang menolak lockdown sebagai solusi mengatasi merebaknya corona adalah Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI). Alasannya, lockdown akan berdampak negatif, terutama terhadap ekonomi masyarakat kecil yang pendapatannya bisa tergerus akibat penghentian aktivitas ekonomi dan penutupan akses.

Menurut Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino, lockdown memang terbukti efektif di sejumlah negara untuk menekan laju penularan Covid-19. Namun jika diterapkan Indonesia, DPP GMNI khawatir rakyat kecil yang akan dirugikan.


"Jika semua aktivitas ekonomi dihentikan, akses ditutup, bagaimana nasib rakyat kecil? Mereka butuh sehat, tapi adakah jaminan ekonomi untuk mereka selama lockdown diberlakukan?" tegas Arjuna melalui keterangannya, Sabtu (28/3)

Untuk itu, lanjut Arjuna, antisipasi penyebaran corona adalah cukup dengan mengefektifkan social distancing. Sembari pemerintah mencari sejumlah alternatif paket kebijakan untuk menekan laju penularan.

"Bukan sekadar social distancing saja. Tapi ada sejumlah alternatif kebijakan yang perlu diambil pemerintah. Seperti membangun pusat kordinasi kesehatan nasional untuk memantau perkembangan dan melakukan respons secara cepat dan tanggap," lanjut Arjuna.

Selain itu, pemerintah juga perlu membangun pusat-pusat tes secara drive-thru dan gratis. Terutama di pintu akses mobilitas penduduk seperti stasiun, bandara, pelabuhan, hingga perbatasan kota/daerah. Tentu dengan hasil tes singkat maksimal 6 jam. Sehingga kontrol terhadap penyebaran benar-benar dilakukan.

Kemudian, menyiapkan manajemen kapasitas dan fasilitas kesehatan untuk tindakan yang responsif dan mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien. Hal ini perlu mengingat banyak tenaga kesehatan yang justru terinfeksi, tingginya rasio pasien yang meninggal dan kurangnya kamar pasien.

"Banyaknya tenaga medis yang terinfeksi, tingginya rasio yang meninggal dan kurangnya kapasitas kamar pertanda manajemen fasilitas dan kapasitas rumah sakit kita jauh dari standar. Manajemen rumah sakit harus responsif, jangan terlalu birokratis sehingga lamban," harap Arjuna

Terakhir, Arjuna mengatakan, yang tak kalah penting adanya kebijakan pengamanan bagi masyarakat rentan seperti pekerja informal dan masyarakat miskin agar tidak terjepit akibat adanya pengurangan aktivitas ekonomi. GMNI mengusulkan agar Dana Desa dapat dialokasikan untuk membantu masyarakat yang rentan secara ekonomi.

"Dana Desa harus dialokasikan untuk membantu masyarakat yang rentan pendapatannya tergerus akibat menurunnya aktivitas ekonomi, terutama masyarakat miskin dan pekerja informal. Sehingga mereka tidak jatuh pada indeks kedalaman kemiskinan yang parah," tutup Arjuna.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya