Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Jika Tidak Berani Tegas, Silakan Jokowi 'Lockdown' Mundur Dari Jabatan Presiden

SABTU, 28 MARET 2020 | 09:19 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kebijakan yang diambil pemerintahan Presiden Joko Widodo belum bisa menjawab permasalahan yang ada di tengah pendemik virus corona (Covid-19).

Di lapangan, masyarakat berjuang sendiri. Rakyat berjuang masing-masing dalam melawan corona. Tidak ada yang kasih uang ketika hilang pendapatan harian.

Melihat kondisi yang semakin mencemaskan dan sulit, Ketua Umum Gerakan Muda (Gema) Nasional, Eko Saputra berkirim surat kepada kepala negara.

Eko Saputra meminta, apabila Jokowi tidak berani tegas, silakan melockdown diri sendiri, mundur dari jabatan Presiden.

Ini isi surat terbuka Ketum Gema Nasional Eko Saputra kepada Presiden Joko Widodo:

Surat Terbuka buat Presiden Indonesia Joko Widodo

Saya yang bernama Eko Saputra saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Muda Nasional (Gema Nasional) meminta kepada Bapak Presiden untuk bisa lebih jantan dan terbuka melihat situasional nasional saat ini khususnya dalam mengantisipasi perkembangan virus Covid-19 yang semakin hari semakin menjalar dan mewabah ke berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Kami mempertanyakan sikap pemerintah dalam hal ini Bapak Presiden sendiri sebagai pucuk pimpinan tertinggi kekuasaan. Kenapa sampai detik ini ibukota dan berbagai provinsi di Indonesia tidak diberlakukan lockdown dan siaga 1 terkait status perkembangan virus corona.

Perlu sedikit kami sampaikan bahwa saat ini posisi rakyat sedang berada di posisi linglung dan kebingungan serta ketakutan. Belum lagi dalam keadaan dihantui kelaparan akibat anda tidak berani tegas dalam mengambil kebijakan.

Seharusnya Bapak bisa berembuk dengan seluruh menteri di bawah Bapak khususnya Menteri Keuangan untuk membahas permasalahan ini. Agar kami rakyat yang berada di bawah pemerintahan anda bisa merasa lebih aman, nyaman dan juga tidak dihantui rasa takut dan khawatir dalam menghadapi resiko ini.

Bapak seharusnya bisa lebih melihat situasi yang terjadi di negara Italia atau bahkan di Perancis. Bagaimana virus dan wabah ini menjalar dengan sangat cepat hingga melumpuhkan semuanya dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Hal ini karena mereka sepele Pak.

Saya juga merasa heran dengan tingkah polah seluruh pejabat dan juga penjilat di bawah pemerintahan Bapak. Sebenarnya kinerja mereka itu apa Pak?

Jika alasan lockdown bisa melemahkan ekonomi rakyat dan melumpuhkan semua hal lainnya, kenapa tidak diperintahkan Bukog untuk mensubsidi beras kepada rakyat miskin dan juga sembako lainnya, agar ketakutan dan kekhawatiran itu tidak berubah menjadi keterpaksaan dan akhirnya melawan.

Perlu juga Bapak cerdasi bahwa mayoritas masyarakat kelas menengah ke bawah saban hari harus bertarung mempertaruhkan nyawanya demi sesuap nasi dan sekilo beras. Jika dalam situasi setengah-setengah seperti saat ini apakah mereka bisa bertahan. Mikir dong Pak.

Jika kami tidak teriak, maka siapa dan kapan mau diteriakkan. Saat ini kami di paksa untuk stay at home dan mempopulerkan lewat media sosial dan lainnya. Kami dibubarkan jika berkumpul dan lainnya. Lalu situasi ini sebenarnya situasi apa. Jika memang Bapak tidak berani tegas, kami sarankan Bapak untuk me-lockdown diri sendiri sambil menulis surat pengunduran diri bapak dari jabatan sebagai Presiden.

Saya akan instruksikan kepada seluruh anggota saya untuk terus bergerak dan mengumpulkan donasi untuk membantu semua elemen kelas menengah ke bawah. Lalu apa sebenarnya kinerja pemerintah?

Bullshit dengan semua omong kosong yang setiap hari kalian paparkan itu. Karena sesungguhnya yang mati itu banyak dari kalangan rakyat. Lalu saat rakyat yang mati apakah mayatnya juga diperlakukan dengan cara manusiawi seperti mayat pejabat.

Katanya Indonesia negara kaya, tapi kenapa tidak sanggup beli alat untuk deteksi virus. Katanya negara kita makmur dan hebat, lalu kenapa virus corona seakan dibiarkan tanpa berani diambil sikap tegas!

Eko Saputra
Ketua Umum Gema Nasional.


Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya