Berita

Hinca Pandjaitan/RMOL

Politik

Hinca Pandjaitan Minta Kapolri Luruskan Informasi Soal TKA China Masuk Kendari

SELASA, 17 MARET 2020 | 10:34 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Anggota Komisi III DPR Hinca Pandjaitan meminta kepada Kapolri Jenderal Idham Azis untuk mengklarifikasi ulang tekait kabar 49 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang masuk Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

"Saya sudah chat ke Kapolri, dan beliau sudah respons. Intinya, saya menyampaikan kebingungan publik atas informasi bias Kapolda Sultra terkait kedatangan TKA dan meminta agar Polri untuk klarifikasi ulang kebenaran situasi di Sultra," tulis politisi Demokrat ini di akun Twitter, Selasa (17/3).

Menurut Hinca, dalam situasi seperti saat ini, di tengah merebaknya penyebaran virus corona (Cavid-19), masyarakat wajib mendapatkan informasi yang benar.


Hinca melanjutkan, permintaannya itu sudah direspons Kapolri. Kapolri kata dia melakukan klarifikasi ulang.

Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Merdisyam sebelumnya mengatakan bahwa ke-49 WNA China dipastikan bukan baru datang dari negeri tirai bambu, melainkan baru datang dari Jakarta setelah mengurus dokumen-dokumen perpanjangan visa masa kerja.

Namun demikian, pernyataan ini agak sedikit berbeda dengan apa yang disampaikan Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Sulawesi Tenggara, Saemu Alwi. Secara detail, Saemu Alwi menyebut ada sebanyak 49 WNA yang masuk ke Bandara Haluoleo, Konawe Selatan, Minggu malam (15/3). Namun, dia membantah bahwa mereka adalah pekerja yang mengurus perpanjangan visa kerja.

"Kalau mereka urus perpanjangan kerja harus melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja di daerah, tapi kita tidak pernah keluarkan, saya juga sudah melakukan pengecekan di kementerian tapi data mereka tidak ada," ujarnya kepada wartawan.

Seharusnya, lanjut Saemu Alwi, para pekerja tersebut tidak diperkenankan masuk. Ini lantaran ada imbauan dari Kementerian Ketenagakerjaan pada Februari 2020 lalu untuk tidak memberi izin bagi pekerja dari China masuk Indonesia, termasuk di Sultra.

"Jika mereka pekerja baru, maka seharusnya datanya ada di pusat, tapi faktanya mereka tidak punya data sama sekali sebagai pekerja," terang Saemu Alwi.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya