Berita

Jajaran Pengurus GP Ansor Datangi Istana/Net

Politik

Bertemu Jokowi, GP Ansor Bahas Konferensi Besar dan Omnibus Law

KAMIS, 12 MARET 2020 | 21:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Para pengurus baru GP Ansor mendatangi Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/3). Rombongan diterima oleh Presiden Joko Widodo dan pertemuan berlangsung tertutup.

Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil, usai pertemuan mengatakan kunjungan jajaran pengurus GP Ansor kali ini adalah untuk berkonsultasi kepada presiden guna membahas pelaksanaan Konferensi Besar GP Ansor pada tahun ini.

Situasi saat ini, di tengah wabah virus corona, sangat rentan untuk menyelenggarakan kegiatan massal.

"Jadi kita mau menyelenggarakan konbes. Konferensi besar itu forum di bawah kongres yang mengundang Presiden, tapi tadi sekaligus kita minta pengunduran waktu kepada Presiden terkait dengan corona itu tadi," ujar Yaqut Cholil.

Pengunduran waktu konbes mempertimbangkan kemungkinan beberapa aspek. Jokowi pun sepakat jika konbes diundur menyesuaikan kondisi dan setelah wabah virus corona berakhir.

"Karena kumpulnya ribuan orang ini kan menjadi tidak terjamin soal penularan corona, maka tadi Presiden juga oke. Dan beliau telah berkenan dan akan datang di Konbes Ansor, itu menjelang Konbes PBNU," jelas Yaqut Cholil atau yang akrab disapa Gus Yaqut.

Belum dipastikan sampai kapan pengunduran itu, dan kepastian pelaksanaannya.
 
"Ya ini masih tentatif, tapi beliau sudah lock waktulah kapan pun akan datang ke Ansor. Kira-kira itu," terang Gus Yaqut.
 
Pertemuan berlangsung tidak terlalu lama. Namun, pembicaraan bukan hanya soal mundurnya acara konbes tetapi juga membahas beberapa hal lain, termasuk di antaranya tentang Omnibus Law.

Menurut Gus Yaqut, dalam hal Omnibus Law, Jokowi membuka diri. Ia menerima masukan dari berbagai kalangan masyarakat. Masalah sosialisasi harus lebih diperluas lagi agar masyarakat semakin paham.
 
"Jadi, beberapa hal yang selama ini menjadi rasa penasaran kami ini terjawab. Intinya bahwa kalau saya menangkap tadi itu, Omnibus Law yang kontroversial ini hanya kurang cara mensosialisasikan ke publik. Publik harus disosialisasikan sebenarnya apa Omnibus Law itu," tutup Gus Yaqut dengan bijak.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya