Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Masih Ada Yang Belum Tahu Apa itu Karantina Diri Sendiri Di Tengah Wabah Virus Corona? Ini Langkah Dan Manfaatnya

SABTU, 07 MARET 2020 | 17:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penyebaran virus corona yang semakin meluas membuat kita harus waspada. Di beberapa negara telah disosialisasikan mengkarantina diri sendiri jika dirasa telah melakukan perjalanan di mana ada wabah virus corona atau dekat dengan orang yang terkena virus corona, sebagai tindakan pencegahan.

Namun, tidak semua orang menganggap serius karantina diri sendiri.

Sementara para pejabat kesehatan terus menyarankan pasien untuk “mengkarantina sendiri,” masyarakat ternyata belum paham benar apa maksudnya. Padahal, orang melakukan karantina sendiri dengan benar sangat penting dalam mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Melansir dari Time, Sabtu (7/3) jika seseorang telah melakukan perjalanan ke daerah yang terkena coronavirus, berada di dekat seseorang yang diduga memiliki virus, atau mulai terlihat ada gejala kurang baik pada tubuh, mereka disarankan untuk melakukan karantina sendiri.

Orang yang berada dalam jarak 6 kaki dari seseorang yang terinfeksi berisiko dan harus mengkarantina diri sebagai tindakan pencegahan.

Jadi, karantina diri sendiri adalah:

- Tinggal di rumah selama 14 hari dan menghindari kontak dengan orang lain atau hewan. Ini berarti Anda tidak pergi bekerja, tidak keluar rumah naik angkutan umum, tidak menjalankan tugas, atau tidak boleh ada yang berkunjung mampir ke rumah Anda.

- Meskipun teman dan keluarga dapat mengirimkan barang-barang penting, mereka tidak boleh bersentuhan dengan orang yang terinfeksi. Makanan dapat dikirim tetapi harus dibiarkan di depan pintu.

- Orang juga harus memantau gejalanya saat dikarantina sendiri. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan untuk "mencari perhatian medis segera" jika gejalanya memburuk.

- Karantina rumahan hanya boleh dihentikan ketika "risiko penularan sekunder ke orang lain dianggap rendah," kata CDC, seraya menambahkan bahwa keputusan untuk mengakhiri karantina sendiri harus dibuat melalui konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan serta negara bagian dan lokal.

Lalu, bagaimana pengaruhnya terhadap orang lain di rumah dan keluarga Anda?
Jika orang yang terinfeksi berbagi rumah dengan orang lain, mereka harus memisahkan diri dari orang dan hewan yang tinggal di properti itu.

CDC menyarankan bahwa orang yang terinfeksi wajib menggunakan masker ketika memasuki ruang-ruang umum, untuk menutupi batuk dan bersin. Juga sering-sering mencuci tangan, menghindari berbagi barang-barang rumah tangga, dan secara teratur membersihkan semua permukaan barang yang sering disentuh seperti gagang pintu, jendela, meja, kursi, pintu kulkas, dan lainnya.

Bagaimana seharusnya seseorang mencari perhatian medis saat mengkarantina diri?

Jika seseorang mencurigai mereka memiliki coronavirus, mereka harus menghubungi penyedia layanan kesehatan untuk memberi tahu mereka tentang gejala mereka. Pasien tidak boleh muncul tanpa pemberitahuan di fasilitas kesehatan karena ini berisiko mengekspos orang lain terhadap virus.

Ketika kita melanggar 'peraturan' karantina diri sendiri itu, apa dampaknya?
CDC mengatakan aparat kesehatan memiliki hak untuk menegakkan isolasi atau karantina. Lebih sadisnya, di beberapa negara telah ada aturan bahwa melanggar perintah karantina adalah pelanggaran pidana.

Di Amerika Serikat, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (DHHS) dapat membuat pesanan resmi untuk karantina sendiri. Perlindungan Bea Cukai dan Perbatasan AS serta Penjaga Pantai AS juga memiliki hak untuk menegakkan karantina yang dimandatkan pemerintah federal.

Jadi, itu sebabnya mengapa karantina diri sendiri begitu penting, karena karantina sendiri dapat membantu menghentikan penyebaran coronavirus baru.

Pada 3 Maret kemarin, COVID-19 memiliki angka kematian 3,4 persen menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).  Karantina sendiri tidak hanya mencegah orang lain jatuh sakit tetapi juga bisa menyelamatkan nyawa orang.

"Masalah besar adalah bahwa penularan virus ini masih belum dipahami," kata David Heymann, profesor Epidemiologi Penyakit Menular di London School of Hygiene, melansir Time.

“Dipahami bagaimana itu ditularkan dari orang ke orang — kontak sosial, bersin, batuk, tatap muka, dan di rumah sakit di mana tidak ada pencegahan dan pengendalian infeksi yang memadai — tetapi betapa mudahnya ini menyebar dalam keadaan lain adalah tidak dikenal saat ini."

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya