Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Sotomologi

SABTU, 22 FEBRUARI 2020 | 00:17 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

UNTUK ke sekian kalinya terbukti bahwa setiap hari menulis naskah ternyata bermanfaat sebagai pembelajaran bagi justru diri saya sendiri.  Terbukti naskah “Kerajaan Soto Nusantara” dan “Soto, Sroto, Coto” (keduanya dipublikasikan pada tanggal yang sama yaitu 19 Februari 2020) memperoleh beraneka-ragam tanggapan yang sekaligus merupakan aneka-ragam pembelajaran sotomologi bagi saya yang meski gemar makan soto namun sebenarnya awam soto.

Betawi, Sroto, Sauto


Misalnya mantan jubir presiden Gus Dur yang kini menjadi jubir rakyat, Addie M. Masardi tidak menyia-nyiakan kesempatan menohok perangai para parpol saling merasa diri sendiri niscaya paling benar dengan komen sotomologis.

“Satu hal yang pasti, saya tidak pernah mendengar ada pedagang soto baku hantam gara-gara saling bully bahwa sotonya paling sehat karena gak pakai santen kayak soto betawi. Sebaliknya tukang soto Betawi tidak pernah klaim sotomya paling enak dan lebih bergizi. Begitulah sotokrasi tukang soto. Bhineka tunggale soto “.

Sementara Senior Manager Cargo Warehouse Garuda Indonesia, Drs. Hartono Hadiwiyoto M.M, sigap memberikan masukan data tentang Sroto “Niku Sroto Sokaraja,  sekeco sanget Bapak. Matur suwun,  banyumasan Sroto  ada Sroto Sokaraja, Sroto Kecik,  Sroto jalan bank, Sroto bu Surti,  plus mendoan. Inggih,  sayang anak sekarang tidak pada suka.

Dan yang perlu dilestarikan juga "pecel" di Medan "pecal", padahal healthy food, meski sayurannya sudah tidak selengkap dulu, ada bunga honje/kecombrang, pete cina/lamtoro, daun kacang panjang/lembayung, sekarang paling kacang panjang, daun bayam, kecambah, timun “.

Mas Hartono benar bahwa zaman banyak berubah, sehingga pete China pun menurut Keppres kini harus disebut sebagai pete Tionghoa. Lain halnya dengan mahaguru arkeologi Universitas Indonesia, Prof. Agus Air Munandar (AAM) yang kelahiran Indramayu berbaik hati memberi saya pembelajaran antropokuliner tentang soto Indramayu yang disebut sebagai Sauto.

Menurut Prof. AAM  “Sauto mirip dengan soto Bandung, tetapi nggak pake kacang, ada lobak, makannya pakai lontong, bukan pakai nasi pak... kalau pakai nasi kurang sreg (itu buat saya) jual bareng satu gerobag dengan bubur ayam kuning. Yaitu bubur ayam khas Indramayu sambil ada krupuk dermayunya “.

Coto Kuda


Bahkan mahaguru kemanusiaan saya yang juga tokoh pejuang kemanusiaan kelahiran Jeneponto, Sulawesi Selatan tidak mau ketinggalan mengeroyok saya dengan data antropoadiboga tentang Coto Kuda.  “Lho pak Jaya , Kerajaan Soto Nusantara kok fotonya polisi naik kuda ? Tak tahukah Pak Jaya bahwa ada Coto Kuda khas Nusantara beneran yang rasanya memang dahsyat ueenuuaknya?!   

Jeneponto memang terkenal akan kudanya. Ada hari pasar tertentu di mana para pembeli dan penjual kuda bertemu lalu menyelenggarakan pacu kuda. Di Jeneponto lazim disajikan Coto Kuda terhidang di mangkok kecil, lengkap dengan ketupat.

Aroma kuah yang diracik dengan bumbu kacang dan berbagai rempah menggairahkan selera. Daging kuda tidak jauh berbeda dengan daging sapi. Lebih kenyal, dan teksturnya lebih berserat serta memiliki aroma yang khas. Selain untuk stamina, daging kuda juga manjur untuk penyembuhan luka dan infeksi!”

Penulis adalah pembelajar warisan kebudayaan adiboga Nusantara 

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya