Berita

Petugas di China menggunakan masker pelindung untuk hindari virus corona/Net

Publika

Virus Corona Dan Perlambatan Ekonomi Yang Tidak Bisa Dihindarkan

MINGGU, 16 FEBRUARI 2020 | 13:31 WIB

KRISIS ekonomi, rontoknya nilai tukar rupiah, dan perlambatan perekonomian nasional tidak bisa dihindarkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya akibat penanganan virus corona di China yang belum menemukan titik terang.

Hal ini menyebabkan industri-industri di Provinsi Hubei, tempat asal corona virus tersebar, masih belum ada aktivitas sejak liburan Tahun Baru Imlek. Dan begitu juga dengan provinsi-provinsi lainnya di China yang belum semuanya aktivitas produksi berjalan.

Tentu saja ini akan memberikan dampak dengan menurunnya PDB di China di kwartal pertama 2020 hingga mencapai 1,28 persen. Dan berakibat terjadi penurunan terhadap pertumbuhan China hingga 1 hingga 2 persen di tahun 2020, di mana pertumbuhan China yang diprediksi dikisaran 6 persen di tahun 2020 bisa turun menjadi 4,5 hingga 5 persen nantinya.


Melambatnya pertumbuhan ekonomi China ini juga berdampak bagi negara lain. Indonesia terkena dampak yang paling besar jika dibandingkan negara lain karena China merupakan tujuan utama ekspor Indonesia.

Gejolak ekonomi China berdampak lebih besar ke pertumbuhan ekonomi di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain. Saat ini, 20 persen tujuan ekspor Indonesia adalah ke China.

Apapun yang terjadi pada Produk Domestik Bruto (PDB) China akan berpengaruh terhadap PDB Indonesia. Setiap penurunan pertumbuhan ekonomi China 0,5 persen akan berdampak terhadap penurunan ekonomi Indonesia sebesar 0,1 persen.

Apabila perekonomian China terus melambat selama 4 kuartal, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun sebesar 1,68 persen. Artinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan di bawah 5 persenan

Hubungan ekonomi Indonesia dengan China dalam 10 tahun terakhir ada 3 channel yaitu, trade, financial, dan commodity price channel.

Saat ini, kondisi perdagangan Indonesia amat bergantung kepada China. Indonesia memandang China sebagai tujuan utama ekspor barang-barang dan komoditas.serta sebagai sumber pembiayaan investasi proyek-proyek infrastruktur dan masuknya investasi investasi ke Indonesia untuk bisa “Cilaka” (Cipta Lapangan Kerja) karena itu salah satunya membuat omnibus law.

Kondisi perdagangan Indonesia bergantung dari China. China saat ini menjadi tujuan utama ekspor Indonesia, ekspor ke China meningkat drastis dari sisi nilai dan volume

Komoditas yang diekspor ke China antara lain batu bara, karet ,nikel dan minyak sawit

Tragedi Grey Rhinos, Black Swan (krisis utang) serta serangan virus corona di China menjadi faktor yang sangat besar dalam mempengaruhi berkurangnya ekspor Indonesia ke China, sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Akibat ekspor menurun otomatis serta terus tidak terkendalinya impor, maka akan berdampak pada makin loyonya nilai kurs rupiah terhadap dolar

Begitu juga di sektor pembiyaaan proyek infrastruktur dan masuknya investasi dari China akan banyak ditunda nantinya, serta dimungkinkan akan banyak investor China yang menanamkan investasinya di pasar keuangan Indonesia balik kampung.

Nah Kang Mas Joko Widodo harus mempersiapkan contengency plan untuk bisa terhindar dari krisis ekonomi. Karena virus pelemahan ekonomi sudah menyerah. Software-software perekonomian nasional seperti industri pariwisata, pusat perbelanjaan, restoran, industri jasa penerbangan yang mengandalkan turis dari China menurun.

Arief Poyuono

Waketum DPP Gerindra

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya