Berita

Kim Jong Il dan Kim Jong Un/Net

Dunia

Kim Jong Il, Juche, Dan Peradaban Manusia

KAMIS, 06 FEBRUARI 2020 | 18:34 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kim Jong Il, pemimpin abadi Republik Rakyat Demokratik Korea atau yang lebih dikenal dengan singkatannya, DPRK (Democratic People's Republic of Korea). Seperti jabatannya, namanya mungkin akan abadi. Tidak hanya tercatat dalam sejarah DPRK, namun juga dunia.

Lahir 1942, Kim menggantikan ayahnya, Kim Il Sung untuk memimpin DPRK pada 1994. Sebagai Ketua Komisi Pertahanan Nasional, Kim Jong Il juga dikenal sebagai seorang negarawan dengan ideologi dan teori yang mendalaminya. Salah satu maha karyanya adalah Juche.

Meski ideologi Juche ditemukan oleh Kim Il Sung, namun pengembang ideologi ini hingga diterapkan di DPRK adalah Kim Jong Il.

Juche sendiri berasal dari penjelasan ilmiah dasar dimana manusia lah sebagai penguasa yang dapat menentukan dan mengubah dunia. Manusia lah yang menciptakan masa depan, peradaban, dan sejarah. Manusia lah yang menentukan nasib dengan upaya mereka sendiri.

Gagasan ini kemudian ditulis dalam sebuah buku, On the Juche Idea yang terbit pada 31 Maret 1982. Hasilnya? Mendapatkan respons positif. Sebanyak 10 juta eksemplar diterbitkan di lebih dari 90 negara. Pamfletnya pun dipublikasikan di 140 lebih negara dalam kurun waktu kurang dari setahun dirilis.

Akhirnya, Juche mendapatkan pujian dari banyak tokoh. Salah satunya seorang profesor asal Prancis. Dia membandingkan The Communist Manifesto karya Marx dan Engels yang sarat komunis dengan On the Juche Ide karya Kim Jong Il yang menurutnya adalah lagu yang menyanyikan tujuan manusia sejati.

On the Juche Idea adalah lagu yang berisi martabat, nilai-nilai peradaban, ide-ide sejati, dan kemakmuran umat manusia yang tiada habisnya, katanya.

Oleh karenanya, banyak tokoh kapitalis terpesona, bahkan mengikuti ideologi ini. Seperti halnya, seorang Direktur International Institute of the Juche Idea bernama Pierre Boudot yang mengatakan tidak terlambat untuk meninggalkan ideologi kapitalis dan mempelajari Juche.

"Ini adalah permintaan tulus saya. Belum terlambat untuk meninggalkan kesombongan dan prasangka Eropa yang mengakar terhadap Asia. (Pelajarilah) gagasan Juche tentang Korea jika Anda ingin menjelajahi kebenaran dengan hati nurani seorang sarjana dan intelektual," katanya.

Aspek kunci dari gagasan Kim Jong Il ini berpusat pada keberhasilannya dalam memberikan jawaban yang komprehensif untuk segala persoalan teoritis dan praktis. Khususnya bisa menjawab alasan bagi sebuah negara untuk bisa mandiri.

Pasalnya pada akhir abad ke-20, berbagai manuver dari kaum imperialis telah menimbulkan frustasi dan krisis. Klaim "salah" atas gagasan sosialisme membuat beberapa negara yang memiliki cita-cita hidup mandiri mulai bimbang.

Namun pada saat itu, Kim Jong Il teguh pada Juche. Kepercayaannya ditanamkan dalam karya-karyanya, salah satunya The Historical Lesson in Building Socialism and the General Line of Our Party, Abuses of Socialism Are Intolerable and Socialism Is a Science.

Karyanya itu telah menjadi cahaya dalam kegelapan yang memberikan landasan untuk ide sosialis. Karyanya itu telah membersihkan sosialisme yang ternoda oleh manuver imperialis.

Keteguhan Kim Jong Il ini juga diakui oleh seorang pemimpin partai politik Rusia. Dia mengatakan satu-satunya orang yang berani menegaskan ide sosialisme di tengah masa-masa sulit tersebut adalah Kim Jong Il.

"Hanya Kamerad Kim Jong Il yang mengembangkan banyak ide dan teori untuk perkembangan gerakan sosialis dunia dan menerapkannya dalam praktik. Di sinilah letak pencapaian terbesar dari Kamerad Kim Jong Il sebagai penyelamat dan pembela sosialisme," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (6/2).

Hari ini, berkat seorang Jenderal Besar dari DPRK, perjuangan manusia untuk merdeka dan mandiri terus diintensifkan. Meski raganya sudah tiada sejak sembilan tahun yang lalu, namun Juche, warisannya akan terus menjadi pedoman dalam peradaban manusia.
Dalam rangka memperingati hari lahir Kim Jong Il, Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea menyelenggarakan pameran foto digital yang dapat disaksikan pada halaman Kawan Korea

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya