Berita

Indra Charismiadji Pengamat Pendidikan/Net

Politik

Indra Charismiadji: 100 Hari Kerja, Nadiem Beri Kejutan Perampingan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kemdikbud.

KAMIS, 30 JANUARI 2020 | 16:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebagai menteri termuda, kehadiran Nadiem Makarim menjadi sorotan berbagai kalangan. Kelahiran Singapura 4 Juli 1984 ini dipandang sebagai angin segar yang akan membawa pembaruan dalam dunia pendidikan.

Setelah dilantik Presiden Joko Widodo, di awal penugasannya Nadiem pernah menjanjikan akan membuat cetak biru design pendidikan Indonesia. 

Praktisi Pendidikan dan Direktur Eksekutif CERDAS (Center for Education Regulations & Development Analysis), Indra Charismiadji, menilai langkah tersebut patut diapresiasi. Karena ini adalah tonggak bersejarah bagi Indonesia dengan memiliki cetak biru pendidikan untuk pertama kalinya.


Namun, Indra menyayangkan. Sejauh ini, belum terdengar sampai di mana perkembangan cetak biru tersebut. Memasuki masa 100 hari kerja, pembicaraan mengenai rancangan cetak biru itu tak pernah ada.

Cetak biru pendidikan Indonesia ini akan membantu semua pihak dalam menyusun program kerja yang tidak tumpang tindih bahkan seringkali bertolak belakang.

“Jangan kan melihat bentuk fisiknya (cetak biru), mendengar ia membahas soal itu saja tidak pernah. Sekiranya ia membutuhkan bantuan dari para praktisi, dia bisa bicara. Kami bisa bantu, kok,” ujar Indra.

Cetak biru akan menunjukkan sebenarnya berapa anggaran yang dibutuhkan untuk operasional dan perbaikan sekolah-sekolah se-Indonesia. Cetak biru ini juga harus dimulai dari kondisi nyata saat, dengan target adalah tahun 2045 dimana Indonesia menjadi kekuatan ekonomi nomor 5 dunia.

Indra memandang sosok Nadiem sebagai seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan sangat tinggi, berwawasan luas, dan kemampuan komunikasinya sangat baik.

“Nadiem adalah seorang figur yang pantas untuk menempati posisi sebagai seorang pejabat publik.” ujar Indra ketika dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (30/1).

Ini tentu kebalikan dengan yang diketahui beberapa kalangan yang menganggap Nadiem kurang berkomunikasi dan sangat tertutup kepada media. Menurut Indra, Nadiem masih membutuhkan waktu untuk berhadapan dengan teman-teman media dengan frekuensi tinggi.

“Perlu diingat, beliau berlatar belakang sebagai pimpinan perusahaan swasta, tertutup, yang tidak ada kewajiban untuk bicara ke publik tentang strategi maupun langkah-langkahnya.”

Indra pun membandingkan dengan Erick Thohir yang juga berlatar belakang pengusaha, dengan mengangkat staf khusus bidang komunikasi seperti Arya Sinulingga. Langkah ini akan membantu kelancaran komunikasi kebijakan kepada masyarakat melalui media.

“Ya, saya rasa ke depannya Mas Nadiem bisa memperbaiki caranya berkomunikasi. Dia sosok yang menyenangkan sebenarnya dan siap menerima kritik.”

Indra pun menilai, dari semua langkah yang telah diambil oleh Mendikbud Nadiem Makarim dalam 100 hari kerja, yang paling mengejutkan adalah ketika Nadiem menyusun Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kemdikbud.

“Berdasarkan Perpres 82 tahun 2019 terjadi perampingan besar-besaran. Di level eselon 1 berkurang 6, eselon 2 berkurang 10, eselon 3 berkurang 211, dan eselon 4 berkurang 452. Ada 600 orang lebih yang kehilangan jabatan dan ini adalah langkah yang sangat berani dan perlu didukung dalam konteks deregulisasi dan debirokritasi sebagai bagian dari langkah besar Presiden Joko Widodo,” ujar Indra.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya