Berita

Diskusi Reboan PKB/Net

Politik

Jangan Panik, PKB Minta Pemerintah Edukasi Masyarakat Soal Corona

RABU, 29 JANUARI 2020 | 18:49 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Korban meninggal dunia akibat serangan virus corona terus bertambah. Pihak berwenang China bahkan menyebutkan sedikitnya total korban meninggal mencapai 132 jiwa. Sementara jumlah kasusnya mencapai 6.056 kasus dan 70 kasus di luar China.

Karena itu, pemerintah diminta lebih waspada menghadapi kemungkinan masuknya virus corona ke Indonesia. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) A. Muhaimin Iskandar mengatakan, kewaspadaan dari semua pihak harus ditingkatkan, mulai dari pemerintah terutama Kementerian Kesehatan, keimigrasian yang menyangkut lalu lintas perpindahan manusia, termasuk Kementerian Perhubungan dan juga masyarakat secara luas.

Demikian disampaikan Cak Imin sapaan akrab Muhaimin Iskandar saat membuka Diskusi Reboan bertajuk "Bersatu Menghadapi Endemik Virus Corona" di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (29/1).


"Kita dikejutkan dengan adanya virus corona. Kekhawatiran terjadi di seluruh belahan dunia, bahkan muncul trauma dan ketakutan. Saya pun sangat khawatir, siaga, dan waspada terhadap kemungkinan berkembangnya virus di negara kita. Waspada harus ada dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, juga instansi seperti Kemenkes, Imigrasi, lalu lintas perpindahan manusia patut dilakukan kewaspadaan tingat tinggi," tuturnya.

Cak Imin mengatakan, beberapa negara bahkan telah membuat kebijakan untuk menutup diri dan menghentikan pintu lalu lintas migrasi.

"Indonesia tak menutup kemungkinan itu ataupun membuat pintu monitor dan antisipasi sehingga Imigrasi diawasi dengan ketat. Sebagaimana kita juga diawasi ketat ketika masuk negara lain sebagai langkah antisipasi," serunya.

Menurutnya, ada sejumlah langkah yang perlu ditekankan dalam mencegah penyebaran virus corona di antaranya Kemenkes dan lembaga lain terkait harus secepatnya memberikan informasi secara detail dan seluas-luasnya kepada masyarakat mengenai langkah pencegahan dan sebagainya.

"Makanya, saya instruksikan kader PKB seluruhnya untuk bantu membagi desiminasikan info secara cepat dan tepat," tuturnya.  

Selanjutnya adalah antisipasi border lalu lintas migrasi manusia. "Penanganan cepat dan isolasi cepat jika ada yang suspect terkena. Dan keterlibatan semua pihak mutlak adanya. Maka kita bersama-sama, bersatu menghadapi corona yang mengancam ini," katanya.

Senada dengan Cak Imin, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB Anggia Ermarini mengatakan, kewaspadaan semua pihak harus ditingkatkan. Termasuk masyarakat juga diminta untuk meningkatkan imun tubuhnya.

"Yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah edukasi kepada masyarakat, dan itu penting. Imunnya harus kuatlah, makan sayur, minum air putih yang banyak, cuci itu penting," tutur doktor Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini.

Anggia menekankan bahwa pencegahan virus corona agar tidak masuk ke Indonesia harus menjadi fokus perhatian. Misalnya dengan meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk seperti bandara, pelabuhan atau pintu-pintu lainnya yang ada kemungkinan masuk.

"Maka harus di-screening dengan semaksimal mungkin. Karena apa, vaksin itu hanya untuk mencegah, bukan untuk mengobati. Karena ini kan penyakit menular ya jadi transmisi yang kemudian perlu dihambat," tutur Ketua Umum PP Fatayat NU ini.

Menurut Anggia, pihaknya sudah mendapatkan penegasan dari Kemenkes bahwa pemerintah sangat serius menghadapi kemungkinan masuknya virus corona ke Indonesia.

"Jadi sudah siaga satu lah. DPR dan pemerintah perlu melakukan edukasi agar menenangkan masyarakat. Ini kan penting agar tidak panik. Sebab kalau panik itu bisa gampang masuk penyakit. Coba tanya ke dokter, kalau panik itu gampang kena penyakit, jadi enggak boleh panik. Panik itu melemahkan daya tubuh. Masyarakat harus tenang," tuturnya.

Pihaknya meminta Kemenkes, Kominfo dan Kemenhub untuk berkoordinasi agar isu virus corona ini dapat terkelola dengan baik. "Kalau Kemenkes bilang sudah siap, tapi apakah sudah berkoodinasi dengan Kominfo. Buktinya hoax bertebaran," kata Anggia.

Karena itu, Komisi IX DPR berencana memanggil Menteri Kesehatan dr. Terawan untuk meminta penjelasan lebih rinci mengenai kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi ancaman virus corona yang menjadi teror bagi dunia saat ini.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya