Berita

Publika

Imlek Khonghucu dan Janji Jokowi?

RABU, 29 JANUARI 2020 | 13:23 WIB

Imlek Khonghucu dan Janji Jokowi?

TULISAN ini ditulis dengan pakai tanda tanya (?) agar yang membacanya bisa menyimpulkan sendiri memgenai tulisan ini dengan perspektif masing-masing, bisa negatif ataupun positif, tergantung dari sudut mana memandang.

Tahun ini Imlek Nasional Matakin akan diadakan pada 2 Februari 2020 di Jakarta. Selama pemerintahannya, presiden Jokowi tidak pernah sudi menghadirinya sekalipun.

Ini  adalah menyoal Imlek Nasional Matakin (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) yang selalu diadakan dari tahun ke tahun pasca reformasi. Imlek yang diadakan oleh Matakin secara nasional ini selalu dihadiri oleh presiden Indonesia dari tahun ke tahun, dimulai dari seorang pahlawan Khonghucu Indonesia bernama Abdurahman Wahid (Gusdur) yang menyatakan Imlek sebagai hari Libur Fakultatif bagi Umat Khonghucu yang merayakan.

Lalu di resmikan sebagai libur nasional oleh presiden Megawati dan tentunya Susilo Bambang Yudhoyono yang selama 10 tahun pemerintahannya selalu hadir dalam Imlek Nasional Matakin dengan segala perbaikan nyata bertahap bagi umat Khonghucu, dimulai dari persamaan hak sipil dan hak beragama bagi umat Khonghucu.

Di masa Jokowi? Sekalipun sang presiden bagi seluruh rakyat Indonesia ini tidak pernah mau hadir pada Imlek Nasional Matakin. Ada apa gerangan? Kenapa juga alasannya? Sampai saat ini tidak ada yang tahu? Salah apa umat Khonghucu Indonesia kepada presiden Jokowi? Juga tiada yang bisa menjawabnya.

Sikap Jokowi dengan tidak pernah mau menghadiri Imlek Nasional Matakin beberapa kali juga ditunjukan dengan sikap tidak peka dan "cuek".

Janji Joni vs Janji Jokowi

Misalnya pada 25 Februari 2018 yang lalu beliau lebih memilih menonton film Dilan di bioskop dibanding menghadiri Imlek Nasional Matakin pada hari yang sama. Padahal beliau sudah pernah berjanji kepada Matakin untuk hadir di Imlek Nasional Matakin pada saat itu. Betapa janji beliau menjadi janji palsu pada umat Khonghucu.

Siapapun tidak ada yang melarang beliau menonton film Dilan, cuma alangkah bijaknya jika beliau bisa atur waktu nontonnya supaya tidak bentrok dengan acara Imlek Nasional Matakin yang idealnya wajib dihadiri oleh beliau sebagai seorang presiden seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali Imlek umat Khonghucu.

Mungkin presiden Jokowi perlu menonton film Janji Joni selain film Dilan. Janji Joni bercerita mengenai Joni (Nicholas Saputra) seorang pengantar roll film yang tidak pernah telat mengantar roll film antar bioskop. Joni yang telah bekerja sebagai pengantar secara turun-temurun ini bertekad untuk tepat waktu dan dapat diandalkan.

Presiden Jokowi harus seperti Joni yang dapat diandalkan oleh seluruh rakyat Indonesia meskipun yang hanya jumlahnya sedikit. Sebab ia presiden semua manusia Indonesia tanpa kecuali.

Ucapan seorang pemimpin ibarat emas, namun emas itu sampai saat ini tak pernah ada. Bagaimana mungkin seorang pemimpin hebat dapat begitu mudah mengumbar janji namun tiada pernah menepati.

Beliau buktinya menyepatkan diri untuk hadir dalam Natal Nasional, Waisak Nasional, anehnya kenapa beliau sekalipun dimasa pemerintahannya tidak sudi sekalipun hadir dalam Imlek Nasional Matakin?

Bukankah presiden Jokowi termasuk presiden paling "asyik" di bumi? Ia bisa tiba-tiba mendadak atur waktunya sendiri untuk jalan-jalan ke mall kapanpun ia mau, ia juga bisa tiba-tiba mendadak naik motor dijalan raya dengan waktu yang ia mau? Idealnya dalam logika penulis jika presiden mau hadir Imlek Nasional Matakin maka bukan masalah besar baginya untuk atur waktu.

Hanya saja kelihatannya memang beliau tidak pernah sudi dan mau menghadiri Imlek Nasional Matakin dengan alasan yang hanya presiden Jokowi dan Tuhan yang tahu.

Imlek bagi umat Khonghucu ialah sesuatu yang sakral dan suci, Imlek suatu momentum bersuci diri dan memperbaiki diri, bersembahyang kepada Tuhan dan leluhur, walapun bagi sebagian Tionghoa yang sudah tidak lagi menjadi penganut Khonghucu, Imlek memang hanya ibarat perayaan biasa dan kumpul keluarga saja.

Hal ini sama saja ketika Natal juga hanya hari libur biasa bagi orang Jepang yang merayakan musim dingin disana, orang Jepang umumnya beragama Shinto tapi mereka merayakan Natal sebagai hari libur biasa tanpa ritual keagamaan yang sakral apalagi suci.

Di Indonesia sejarah Imlek dan Khonghucu tentunya tidak bisa disamakan dengan dengan sejarah Imlek di Tiongkok atau belahan bumi lainnya. Di Indonesia dari jaman presiden Soekarno jelas libur Imlek merupakan apresiasi yang berharga bagi umat Khonghucu Indonesia sebagai suatu libur keagamaan yang sakral dan suci.

Imlek menjadi salah satu libur fakultatif selain (Hari Lahir & Wafat Khong Hu Cu dan Cheng Beng)  yang dituangkan dalam Penetapan Pemerintah No.02/OEM/1946, tentang hari raya Tionghoa, sebab menurut Gusdur sebelum keluarnya Inpres 14/1967 semua orang Tionghoa adalah penganut Khonghucu.

Kehadiran seorang presiden Republik Indonesia bagi perayaan Imlek Nasional Matakin menjadi sangat penting dan bermakna karena ia adalah simbol negara yang harus selalu hadir dalam setiap momentum religius seluruh rakyatnya.

Ketidakhadiran presiden pada Imlek Nasional umat Khonghucu merupakan sikap ambigu yang ironis dan menyedihkan. Ini bisa dianggap sebagai sikap diskriminatif seorang presiden terhadap rakyatnya yang kebetulan juga paling "minoritas" di Indonesia.

Umat Khonghucu setiap tahun selalu kirim surat ke presiden untuk hadir pada Imlek Nasional Matakin, selalu berusaha bisa beraudiensi dengan presiden Jokowi dengan berbagai cara, tapi apa daya selalu tidak pernah digubris, selalu tidak pernah diterima, selalu dicuekin. Namun apa daya presiden Jokowi sepertinya tidak pernah mau mendengarkan kerinduan umat Khonghucu akan kehadiran beliau.

Menyedihkan memang, tapi ya itulah sikap presiden Jokowi terhadap umat Khonghucu, menyebelah dan cenderung menyakitkan hati umat Khonghucu yang merindukan kehadiran beliau.

Namun ibarat "Punguk merindukan Bulan" umat Khonghucu selalu menantikan presiden Jokowi ditengah-tengah mereka untuk merayakan kesakralan Imlek dengan penuh rasa syukur dan doa yang terbaik untuk Indonesia tercinta.

Semoga presiden Jokowi membaca tulisan ini. Sambil berdoa dan bersyukur umat Khonghucu berharap Jokowi menepati janjinya.

Kristan
Founder Generasi Muda Khonghucu Indonesia (GEMAKU)


Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya