Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ilmuwan Australia Berhasil Buat Replika Virus Corona Wuhan

RABU, 29 JANUARI 2020 | 10:02 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Para ilmuwan di Australia telah berhasil mereplika virus novel corona (2019-nCoV) yang pertama ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Adalah para ilmuwan di Doherty Institute, Melbourne. Rabu (29/1), mereka mengumumkan berhasil menumbuhkan virus corona baru dalam kultur sel dari sampel pasien. Ini untuk kali pertama virus tersebut direplikasi di luar China.

Dengan replika ini, para ilmuwan ini mengatakan akan menjadi "game changer" untuk perang melawan epidemi corona yang telah menjangkit ribuan orang di banyak negara di dunia.


"Memiliki virus nyata berarti kita sekarang memiliki kemampuan untuk benar-benar memvalidasi dan memverifikasi semua metode pengujian dan membandingkan sensitivitas dan spesifitasnya," ujar kepala laboratorium identifikasi virus, Julian Druce.

"Itu akan menjadi pengubah permainan untuk diagnosis," lanjutnya seperti yang dimuat The Strait Times.

Dengan temuan tersebut, Wakil Direktur Doherty Institute, Mike Catton mengatakan, para ilmuwan dapat mulai membuat tes antibodi yang memungkinkan diterapkan kepada pasien terjangkit yang tidak menunjukkan gejala apa pun.

"Tes antibodi akan memungkinkan kita untuk menguji secara retrospektif pasien yang dicurigai, sehingga kita dapat mengumpulkan gambaran yang lebih akurat tentang seberapa luas virus itu, dan akibatnya, antara lain, tingkat kematian yang sebenarnya," katanya.

"Ini juga akan membantu dalam penilaian efektivitas vaksin percobaan," tambahnya.

Para ilmuwan China sendiri sebelumnya cukup cepat dalam mengurutkan genom dari virus corona dan mempublikasikannya. Namun, mereka belum berbagi virus itu dengan laboratorium di seluruh dunia.

Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (28/1) menyatakan bahwa China setuju untuk bekerja sama dengan tim ahli internasional dari berbagai negara.

Saat ini, virus yang sudah mewabah ke berbagai penjuru dunia ini telah menginfeksi lebih dari 4.500 orang dengan total korban meninggal dunia lebih dari 100 orang.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya