Berita

Ilustrasi lampu LED/Istimewa

Publika

Belajar Dari Lampu Pijar

SELASA, 28 JANUARI 2020 | 08:36 WIB | OLEH: JOKO INTARTO

MAPAN belum tentu “aman”. Pesaing bisa datang kapan saja. Menyebar ancaman.

Sebutkan dua saja merek lampu pijar yang Anda ingat dalam 10 detik. Saya ingat pada nama ini: Philips dan O... seraaaam. Maksud saya: Osram.

Sejak ditemukan Thomas Alfa Edison pada 1860, lampu pijar menjadi produk yang tidak tergantikan. Philips dan Osram merupakan dua produsen yang kecipratan rezeki dari penemuan itu.

Tapi, dua hari lalu saya melihat pemandangan yang berbeda di pusat penjualan perkakas Ace Hardware di Mall Artha Gading, Jakarta Utara. Sepelemparan batu dari rumah saya.

Lampu pijar ala Thomas Alfa Edison itu sekarang punya “lawan”. Namanya lampu LED. Mereknya lokal: Krisbow. Konon Krisbow adalah singkatan dari Kristianto Wibowo, pemilik Ace Hardware.

Saya pun membeli lampu LED itu. Dua unit. Konsumsi dayanya 18 watt. Tapi bisa menghasilkan cahaya seterang proyektor 1.500 lumens. Sangat terang untuk ruang tamu di studio Jagaters. Yang di belakang pasar PSPT Tebet.

Bila dengan lampu pijar biasa, cahaya 1.500 lumens butuh daya listrik 10 kali lipatnya. Tak heran kalau lampu LED dipromosikan sebagai produk lampu hemat energi. Solusi tepat untuk pengggunaan listrik yang tarifnya sudah naik berkali lipat.

Untuk memproduksi lampu LED memang tidak harus sekelas Philips atau Osram. Bahkan perusahaan sekelas Krisbow pun sudah kelewat besar.

Lampu LED adalah satu-satunya lampu yang bisa dirakit sendiri oleh perusahaan kelas rumahan. Teknologi perakitannya sangat sederhana. Alat kerjanya bisa diibaratkan hanya solder dan tang.

Untuk merakit lampu LED pun tidak perlu keahlian tinggi. Dengan mengikuti kursus praktis beberapa hari saja, Anda sudah bisa menjadi teknisi perakit lampu LED.

Penemuan teknologi LED menimbulkan disrupsi. Pelan tapi pasti, masyarakat meninggalkan lampu pijar konvensional yang diproduksi perusahaan global. Mereka bergeser ke lampu LED. Walau mereknya lokal. Bahkan yang tidak terkenal: Karena tidak ada mereknya.

Evolusi dari lampu pijar ke lampu LED bisa menjadi berkah sekaligus musibah. Berkah bagi yang mau berubah. Itulah pentingnya memahami shifting.

Saya teringat pada Kang Uko, alumnus ITB yang mengembangkan usaha perakitan lampu LED di pesantren-pesantren. Melalui pelatihan teknisi beberapa hari, para santri bisa merakit lampu LED sendiri.

Lampu produksi santri itu kemudian dikirimkan ke pelosok-pelosok desa yang belum terjangkau jaringan PLN. Sumber dayanya bisa berasal dari solar panel. Bisa juga aki. Mereknya: Limar.

Waktu ketemu tahun lalu, Kang Uko bercerita sudah mengirimkan hampir 2 juta unit lampu LED. Lampu-lampu itu sudah menerangi lebih dari 300 ribu rumah tangga miskin di kawasan terpencil. Setiap rumah mendapat satu buah aki dan 5-6 unit lampu LED. Masa pakainya bisa sampai 10 tahun.

Hebatnya, Kang Uko memberikan paket bantuan itu secara gratis. Termasuk pemasangannya. Seluruh biaya produksi, pengiriman, dan pemasangannya diperoleh dari dana CSR berbagai perusahaan.

“Siapa saja boleh mengajukan. Syaratnya: lokasinya terpencil, belum ada jaringan PLN, dan minimal ada 100 KK dalam satu desa. Ada data warga dan KTP-nya. Gratis,” kata Kang Uko.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya