Berita

Banjir Underpass Kemayoran/Net

Nusantara

Solusi Banjir Di Underpass Kemayoran Bukan Sekadar Penambahan Pompa

SENIN, 27 JANUARI 2020 | 07:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Underpass Gandhi atau Underpass Kemayoran yang terendam banjir hingga kedalaman 250 sentimeter pada Jumat (24/1) hingga Minggu (26/1) merupakan  lokasi terparah yang terdampak banjir.

Pusat Pengelola Kompleks (PPK) Kemayoran mengungkapkan banjir terjadi karena pompa yang berada di dalam underpass tidak mampu membuang air.

"Jadi, air yang dipompa terus keluar. Akhirnya nggak mampu (dibuang), balik lagi ke dalam (underpass Kemayoran)," kata Direktur PPK Kemayoran Riski Renando, di Jakarta, Minggu (26/1).


“Ada waduk dan rawa di atas. Kita ada rumah pompa di situ, ada 3 pompa. Kapasitas 2.000 liter per detik, 1 pompa. Rawa ini yang berhubungan langsung dengan sungai (Sentiong)," ujar Riski lagi.

Karena sungai tersebut sudah penuh, maka air tersebut balik lagi ke bawah.

“Jadi, dari rawa turun lagi ke waduk (lalu air buangan dari waduk kembali ke underpass Kemayoran)," terang Riski.

Banjir di Underpass Kemayoran juga dipicu karena ada pompa yang tidak berfungsi saat kejadian. Namun, kini sudah berfungsi kembali.
Penambahan pompa bukan satu-satunya solusi untuk menuntaskan banjir di Underpass Gandhi atau Underpass Kemayoran. Riski menilai upaya pencegahan banjir di underpass Kemayoran harus dilakukan secara komprehensif.

"Penambahan (pompa) mungkin iya, tapi kan bukan hanya penambahan saja. Ada hal-hal lain yang perlu juga. Mungkin tambah gorong-gorong, tambah saluran lain, atau mungkin jalan ini ditinggikan supaya air nggak masuk ke sini kalau pas hujan. Itu mungkin yang perlu kita lihat juga, desain secara keseluruhan, kawasan, bukan hanya 1 titik," terang Riski.
Mengenai pengelolaan Underpass Kemayoran, menurut Riski, berada di bawah kewenangan PPK Kemayoran. Namun, ia berharap seluruh pihak, termasuk Pemprov DKI, turut membantu penanganan banjir di Underpass Kemayoran.
"Kemayoran ini kan di bawah, hak pengelola itu di bawah Kementerian Sekretariat Negara. Tapi di sini kan bukan hanya eksklusif Setneg atau Pemprov DKI. Karena juga yang tinggal di sini orang DKI juga," terang Riski.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya