Berita

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto/Net

Politik

Kata Hasto, Beasiswa Ratu Inggris Jadi Alasan PDIP Ngotot Perjuangkan Harun Masiku

JUMAT, 24 JANUARI 2020 | 16:43 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto baru saja selesai menjalani pemeriksaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hasto diperiksa kurang lebih 7 jam, terhitung sejak pukul 09.00 hingga pukul 15.10 dan dicecar 24 pertanyaan oleh penyidik KPK.

Kepada para wartawan, Hasto mengaku dikonfirmasi soal kader PDIP Harun Masiku dalam kasus suap upaya Pergantian Antar Waktu (PAW) yang turut menjerat Komisioner KPU Wahyu Setiawan.

"Ya, ada pertanyaan (Harun Masiku)," ujarnya kepada wartawan di Gedung KPK? Kuningan, Jakarta, Jumat (24/1).


Kepada penyidik KPK, dia menjelaskan kronologis kenapa PDI Perjuangan memperjuangkan Harun Masiku untuk menggantikan Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia pada Maret 2019, atau tiga pekan sebelum pemilu legislatif (pileg) digelar.

Menurut Hasto, kasus serupa pun pernah terjadi di PDI Perjuangan saat caleg PDI Perjuangan Sutradara Ginting meninggal dunia.

"Kami limpahkan suaranya kepada kader yang menurut partai terbaik. Jadi kami memberikan keterangan terkait hal tersebut (ke penyidik KPK)," kata Hasto.

Alasan lain, kenapa PDI Perjuangan "keukeuh" menginginkan Harun Masiku mengisi "kursi panas" Nazarudin Kiemas lantaran Harun merupakan kader terbaik PDI Perjuangan yang mendapatkan penghargaan dari ratu Inggris.

"Mengapa saudara Harun? Kami juga memberikan keterangan karena yang bersangkutan punya latar belakang yang baik. Sedikit dari orang Indonesia yang menerima beasiswa dari Ratu Inggris dan memiliki kompetensi dalam internernational economic law,” pungkasnya.

Hingga saat ini Harun Masiku masih menjadi buronan KPK sejak ditetapkan tersangka kasus ini pada (9/1) bersama tiga orang lainnya yakni Saeful Bahri, Wahyu Setiawan dan Agustina Tio Fridelina. 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya