Berita

Salamuddin Daeng/Net

Politik

10 Alasan Jokowi Harus Tanggung Jawab Atas Bangkrutnya Jiwasraya

JUMAT, 24 JANUARI 2020 | 16:33 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Presiden Joko Widodo tidak boleh diam diri atas kasus yang menimpa perusahaan PT. Asuransi Jiwasraya.

Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng menilai bahwa Jokowi punya tanggung jawab penuh atas kerugian negara mencapai Rp 13,7 triliun yang diderita Jiwasraya.

Dia bahkan mengurai sepuluh alasan Jokowi harus bertanggung jawab, yaitu sebagai berikut:

1. Dana dana perusahaan asuransi termasuk dana perusahaan Jiwasraya telah dipinjam oleh APBN dalam jumlah besar melalui investasi di SUN.

2. Negara telah memaksa perusahaan asuransi termasuk Jiwasraya untuk melalukan investasi dalam Surat Utang Negara (SUN) tanpa ada studi kelayakan yang memadai, transparansi dan dilaporkan secara terbuka ke publik.

3. Dana asuransi yang diinvestasikan secara paksa di SUN mencapai Rp 170-an triliun. Padahal investasi dalam SUN jelas merupakan investasi yang bermasalah dan tidak layak, mengingat APBN Indonesia dalam keadaan defisit besar dan penerimaan negara dari pajak jauh dari target yang ditetapkan.

4. Tidak hanya perusahaan asuransi yang dipaksa menyimpan uang dalam SUN, namun juga perusahaan pengelola dana pensiun, termasuk Taspen dan dana pensiun karyawan BUMN. Investasi ini tidak pernah dilaporkan pemilik dana.

5. Total dana pensiun yang dipaksa untuk diinvestasikan dalam SUN mencapai Rp 210 triliun. Investasi dana pensiun dalam surat utang negara jelas bernasalah dikarenakan tidak layak, seban APBN defisit sehingga berpotensi gagal bayar.

6. Selain itu ada dana haji yang dipaksa untuk diinvestasikan dalam SUN sebanyak 40 persen dari dana jamaah haji. Dan pemerintah berpotensi gagal bayar. Investasi ini tidak pernah dilaporkan kepada jemaah haji.

7. Gagal bayar pemerintah terhadap dana asuransi, pensiun dan dana haji akan menjadi masalah serius dan akan mengakibatkan perusahaan Publik yang mengelola dana tersebut akan bangkrut.

8. Pemerintah dalam hal ini adalah kementerian keuangan selalu ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) harus bertanggung jawab terhadap seluruh masalah yang dihadapi perusahaan asuransi ternasuk Jiwa Sraya.

8. Perusahan asuransi termasuk Jiwasraya jika gagal bayar atas klaim asuransi, maka harus berani menyita aset aset pemerintah yang dibawah peguasaan menteri keuangan untuk dijual dalam rangka membayar klaim asuransi.

8. Pemerintah tidak dapat menyita aset aset perusahaan asuransi yang sekarang bermasalah, termasuk tidak dapat menyita aset perusahaan pengelola pensiun jika bermasalah, sebelum pemerintah melunasi atau mengembalikansecara penuh seluruh dana perusahaan tersebut yang dipaksa diinvestasikan di SUN.

9. Jika memang ada kesalahan perusahaan asuransi dan perusahaan pengelola pensiun dalam kegiatan investasi mereka, maka pasti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menteri Keuangan (KKSK) mengetahui hal tersebut, sehingga OJK juga harus mengambil tanggung jawab penuh atas masalah ini.

10. Jika terbukti ada perbuatan pidana atau pelanggaran UU dalam kegiatan investasi atau produk investasi perusahaan asiransi, dana pensiun dan dana haji, maka OJK harus diadili karena kelalaiannya dan KSSK juga harus diganjar karena tidak menjalankan tugas dan kewajibannya dengan maksimal.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Rakernas V PDIP Serukan Kemenangan Pilkada Serentak 2024

Minggu, 26 Mei 2024 | 16:00

Alumni UIN Banyak Berkontribusi untuk Bangsa dan Negara

Minggu, 26 Mei 2024 | 15:42

Ijazah dan Raport Pegi Perong Jadi Barang Bukti Baru

Minggu, 26 Mei 2024 | 15:28

Rumah Sakit Anak di India Terbakar, Tujuh Bayi Tewas

Minggu, 26 Mei 2024 | 15:22

Pegi Perong Sempat Ganti Identitas saat Buron

Minggu, 26 Mei 2024 | 15:10

Megawati Diminta Tetap Jadi Ketum Hingga 2030

Minggu, 26 Mei 2024 | 14:55

Tidak Dibunuh, Tentara Israel Jadi Tawanan Hamas

Minggu, 26 Mei 2024 | 14:51

Rakernas V PDIP Serahkan ke Megawati Ambil Sikap Politik

Minggu, 26 Mei 2024 | 14:50

Faizal Assegaf: Sulit Bagi Megawati Tutupi Jejak Hitam Bersama Jokowi

Minggu, 26 Mei 2024 | 14:44

Dubes Najib: Saatnya Beralih dari Perpustakaan Konvensional ke E-Library

Minggu, 26 Mei 2024 | 14:32

Selengkapnya