Berita

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau/Net

Dunia

PM Kanada Seperti Salahkan Trump Atas Insiden Jatuhnya Pesawat Ukraina

RABU, 15 JANUARI 2020 | 12:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Opini berbeda terkait dengan insiden jatuhnya pesawat sipil Ukraina setelah dihantam rudal Iran muncul.

Opini yang berbeda dari kebanyakan pihak yang memilih menyalahkan Iran muncul dari Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.

Trudeau, dalam pidatonya yang disiarkan di televisi pada Selasa (14/1) memberikan pernyataan seakan-akan telah menyalahkan Amerika Serikat, khususnya Presiden Donald Trump atas insiden yang menewaskan 176 orang tersebut.

"Saya pikir jika tidak ada ketegangan, jika tidak ada eskalasi baru-baru ini di wilayah itu (Timur Tengah), orang-orang Kanada itu sekarang akan pulang bersama keluarga mereka," ujar Trudeau merujuk 57 orang Kanada yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.

"Ini adalah sesuatu yang terjadi ketika konflik dan perang. Orang-orang tak berdosa menanggung bebannya dan ini adalah pengingat mengapa kita semua harus bekerja keras mengurangi eskalasi," lanjutnya seperti dimuat New York Post (NYP).

Pernyataan Trudeau sendiri kemudian disangkut-pautkan dengan serangan drone ke Bandara Baghdad, Irak yang diperintahkan oleh Trump untuk membunuh Komandan Pasukan Elite Quds Garda Revolusi Iran (IRGC), Letnan Jenderal Qassem Soleimani pada Jumat (3/1).

Pasalnya, serangan itu lah yang memicu eskalasi di Timur Tengah. Tepatnya pada Rabu (8/1), IRGC melakukan serangan balasan ke dua pangkalan militer AS di Irak.

Hari serangan balasan itu juga menjadi akhir bagi 176 orang penumpang dan awak yang berada di Boeing 737-800 dengan kode penerbangan 752. IRGC yang menganggap pesawat itu sebagai rudal jelajah kemudian menghantamnya dengan dua proyektil yang membuat pesawat itu terbakar dan jatuh.

"Saya pikir pengakuan penuh untuk bertanggung jawab dan beberapa bentuk kompensasi harus ada," tutur Trudeau masih dalam pidatonya. Entah maksud Trudeau, apakah Trump harus ikut bertanggung jawab atau tidak. 

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya