Berita

Korea Utara/Net

Dunia

Korea Utara Berdikari Di Atas Sanksi

SELASA, 14 JANUARI 2020 | 18:12 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Republik Rakyat Demokratik Korea atau Korea Utara tengah menghadapi cobaan yang luar biasa dengan berbagai sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS).

Hal ini diperparah dengan tidak adanya kemajuan dalam dialog denuklirisasi yang diinisiasi Presiden AS Donald Trump.

Persoalan ini juga yang menjadi agenda utama dalam Rapat Pleno ke-5 Komite Sentral Ke-7 dari Partai Pekerja Korea pada akhir tahun lalu.


Demikian keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (14/1).

Disebutkan, berbagai pertemuan yang diinisiasi oleh AS hanyalah dimanfaatkan untuk tujuan politis dan diplomatis Trump, khususnya menjelang pemilihan presiden AS pada tahun ini.

Buktinya, hingga saat ini, dari tiga pertemuan yang telah diadakan, masih menemui jalan buntu.

Alih-alih membuka pintu hubungan baru, AS justru mengintensifkan sanksi dan ancaman militernya kepada Korea Utara.

Hal ini jelas telah melumpuhkan dan menghancurkan Korea Utara dibanding menciptakan perdamaian. Alhasil, demi bertahan, Korea Utara harus berdiri di atas kaki sendiri (berdikasi) atas sanksi yang diberlakukan.

Namun, di bawah sanksi terburuk pun, Korea Utara tetap mempunyai pencapaian. Contohnya saja pada akhir tahun lalu.

Korea Utara berhasil menyelesaikan proyek pembangunan Kota Samjiyon, Resor Mata Air Panas Yangdok, Perkebunan Rumah Kaca Sayuran Jungphyong, Pembibitan Pohon, Bendungan Phalhyang, hingga Pembangkit Listrik Orangchon.

Untuk produksi pertanian, Korea Utara berhasil melampaui target meski kondisi cuaca kurang menguntungkan. Sementara itu, saat ini berbagai pembangunan infrastruktur dan industri terus digalakkan.

"Sejak munculnya kata “sanksi” di dunia. Saat ini, tidak ada negara lain yang menderita dan dapat mengatasi sanksi keras seperti RRDK," tulis pernyataan tersebut.

Benar begitu yang terjadi. Karena Korea Utara membuktikan diri tidak pernah menyerah pada sanksi.

"Semakin intensif sanksi itu, semakin kuat semangat kemandirian rakyat dan kemauan untuk membangun kekuatan independen," tegas tulisan tersebut. 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya