Berita

Keraton Agung Sejagat dianggap meresahkan masyarakat/RMOLJateng

Nusantara

Mulai Bikin Resah, Keraton Agung Sejagat Dilaporkan Warga Sekitar

SELASA, 14 JANUARI 2020 | 11:24 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kehadiran Kerajaan Keraton Agung Sejagat akhirnya memicu masalah. Sejumlah warga di sekitarnya mulai merasa terganggu dan resah oleh kehadiran anggota dan pimpinan Keraton Agung Sejagat.

Hal ini pun telah ditindaklanjuti oleh Kades Pogung Jurutengah, Slamet Purwadi, dengan melaporkan Keraton Agung Sejagat ke Camat Bayan karena warganya merasa terganggu. Pada intinya, warga ingin mereka pindah dari sana.

"Saya menindaklanjuti laporan warga, saya teruskan ke Camat Bayan. Warga saya merasa terganggu dengan ritual yang dilakukan Keraton Agung Sejagat. Mereka menganggap ritual sesembahan menyimpang dari ajaran Islam," kata Slamet Purwadi di Kantor Kecamatan Bayan, Senin (13/1), dikutip Kantor Berita RMOLJateng.

Lebih lanjut, Slamet mengatakan, warga juga merasa terganggu dengan bau dupa yang dibakar saat ritual.

Mengenai izin, pihak Keraton Agung Sejagat memang memberitahu pihak desa dan meminta pengantar izin keramaian kepada Polisi.

Namun pihak Polsek dan Polres kompak tidak memberikan izin kegiatan Kirab dan Sidang Jumenengan dari Keraton Agung Sejagat.

Menanggapi laporan warganya, Camat Bayan, Moehardjono menegaskan dalam waktu dekat akan memanggil pihak Keraton Agung Sejagat.

"Dalam 3-4 hari lagi saya akan memanggil pihak Keraton Agung Sejagat," tegasnya.

Sementara Komandan Kodim 07/08, Letkol Inf Muchlis Gasim pun menegaskan bahwa kegiatan Keraton Agung Sejagat ini ilegal, karena tidak mengantongi izin dari aparat yang berwenang.

"Semua kegiatan dan organisasi harus berlandas hukum, setiap mendirikan organisasi harus ada izin. Keraton Agung Sejagat saya rasa adalah ilegal namun belum ada bukti-bukti mereka makar," kata Dandim.

Sebagai aparat, Gasim akan mengambil tindakan sesuai koridor yang diperbolehkan. Dia juga meminta Kades atau Camat untuk membuat laporan bagaimana mengeliminasi kegiatan yang meresahkan masyarakat.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya