Berita

Presiden Dalam Kunjungan Ke UEA/Net

Politik

Kalahkan Amerika Dan Jepang, UEA Beri Jumlah Besar Untuk Dana Abadi

SENIN, 13 JANUARI 2020 | 14:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengabarkan Uni Emirat Arab (UEA) akan memberikan kontribusi lebih besar bagi proyek pembentukan lembaga pengelola dana abadi (Sovereign Wealth Fund/SWF) Indonesia.

Hal itu ia sampaikan usai mengikuti rangkaian pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ).

"Dari perbincangan tadi diungkap bahwa pihak UEA akan menjadi kontributor terbesar dalam proyek SWF di antara yang lainnya. Yang masuk ke dalam SWF adalah UEA, Softbank (Jepang), dan IDFC dari Amerika Serikat, dan tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang ikut bergabung," ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Senin (13/1).


Disebutkan, kontribusi dari negara di Timur Tengah akan mengalahkan Amerika Serikat dan Jepang yang juga tertarik pada SWF Tanah Air.

Namun, Luhut belum buka suara soal nominal dana yang akan dikucurkan UEA karena masih proses finalisasi. Begitu juga dengan aliran dana yang akan diberikan oleh AS dan Jepang.

Menurutnya, ketertarikan para negara ini perlu diapresiasi. Konsep SWF sejatinya merupakan lembaga yang bertugas untuk mengelola dana abadi yang berasal dari kelebihan kekayaan suatu negara.

Kekayaan suatu negara sendiri bisa berasal dari dua sumber, yaitu sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui seperti minyak, gas, serta batu bara, dan bersumber dari aset keuangan. Misalnya, obligasi, saham, dan lainnya.
"Mungkin ini baru pertama kali terjadi pihak-pihak yang bermodal besar bekerja sama dalam satu proyek," ujar Luhut.

Luhut mengatakan pembahasan proyek SWF akan kembali dibicarakan pada bulan depan. Pemerintah melalui Menteri BUMN Erick Thohir perlu menyiapkan dasar hukum pembentukan SWF terlebih dulu.

Di luar SWF, Indonesia dan UEA telah menandatangani 16 perjanjian kerja sama. Lima perjanjian berupa kerja sama antar pemerintah di bidang keagamaan, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan penanggulangan terorisme.

Sedangkan 11 perjanjian lain merupakan kerja sama antar bisnis di bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset dengan estimasi total nilai investasi sebesar 89 miliar dolar atau sekitar Rp314,9 triliun.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya