Berita

Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte/Net

Dunia

Cegah Perang, PM Italia Telepon Presiden Iran

JUMAT, 10 JANUARI 2020 | 10:34 WIB | LAPORAN: MEGA SIMARMATA

Jumat 10 Januari 2020 ini, persis satu minggu wafatnya Letnan Jenderal Qassem Soleimani yang dibunuh oleh Amerika Serikat setibanya di Baghdad pada Jumat hari dinihari (3/1), atas perintah Presiden Donald Trump.

Selama sepekan ini juga, Pemerintah Italia aktif memainkan peranan mereka di kancah dunia. Baik lewat Perdana Menteri Giuseppe Conte ataupun Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio.

Italia, dalam posisi yang sangat tegas dan jelas bahwa negara-negara Uni Eropa harus tetap menjaga komitmen serta perlu memaksimalkan jalur diplomasi untuk membantu menstabilkan kawasan dan terus memerangi terorisme secara bersama-sama.


PM Conte khususnya, aktif melobi banyak pihak untuk bersama-sama mengupayakan deeskalasi dan mencegah terjadinya perang antara AS dan Iran.

Hal yang sudah dilakukan oleh PM Conte adalah menghubungi Presiden Irak, Kanselir Jerman, dan sejumlah pihak lainnya.

Terbaru, PM Conte menghubungi Presiden Hassan Rouhani pada Kamis kemarin (9/1).

Dalam percakapan telepon itu, PM Conte dan Presiden Rouhani membahas perkembangan situasi di kawasan. Di antaranya adalah pentingnya deeskalasi untuk dapat menurunkan ketegangan yang timbul akibat wafatnya Soleimani.

PM Conte juga secara gamblang mengatakan bahwa pemerintahan yang dipimpinnya akan sekuat tenaga melindungi seluruh pasukan militer Italia yang saat ini sedang bertugas di Timur Tengah.

Dalam wawancaranya pekan ini dengan salah satu media Italia, IL Foglio, PM Conte ditanya komentarnya tentang pernyataan bersama antara Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan PM Inggris Boris Johnson pada Minggu (5/1) lalu, yang mengecam keputusan Iran untuk tidak akan lagi mengikuti batasan dalam kesepakatan nuklir 2015.

Kesepakatan nuklir itu dikenal dengan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Presiden Macron, Kanselir Merkel, dan PM Johnson, meminta Iran menahan diri dari segala bentuk kekerasan dan mengikuti segala ketentuan dalam perjanjian nuklir.

Menjawab pertanyaan IL Foglio tersebut, PM Conte menegaskan bahwa semua pihak, terutama Iran, harus tetap menghormati perjanjian nuklir yang sudah disepakati.

Sebab, menurut PM Conte, akan sangat berbahaya jika ada satu pihak yang memutuskan untuk meninggalkan kesepakatan atau keluar dari negosiasi.

Dan ketika ditanya pendapatnya tentang komentar miring dari sebagian pihak bahwa Soleimani adalah sosok yang sangat berbahaya dan pantas untuk dilenyapkan.

PM Conte mengatakan bahwa dirinya tidak ingin mengomentari pendapat yang seperti itu. Tetapi juga tidak ingin mengabaikan reaksi emosional dari pihak yang merasa kehilangan Soleimani.

"Saya mencoba memahami konsekuensi yang bisa timbul dari gerakan ini. Dalam menghadapi semua ini, reaksi saya langsung terserap oleh apa yang mungkin menjadi implikasinya," kata PM Conte.

Dan tentang bagaimana NATO harus bersikap dalam situasi saat ini di Timur Tengah, PM Conte mengatakan situasi yang terjadi saat ini adalah skenario yang sangat kompleks.

Saat ini, kata PM Conte, semua pihak tidak bisa mengandalkan pendekatan yang kaku.

"Ketika kita berbicara tentang Timur Tengah, maka kita harus sadar bahwa ada kenyataan yang sangat berbeda, dari sudut pandang sejarah dan budaya. Tetapi satu hal yang pasti, Barat tidak bisa mundur dari risiko terorisme dan inilah mengapa kita adalah bagian dari Pasukan Koalisi Anti-Daesh," lanjut Conte.

"Terorisme berisiko menjamur tanpa intervensi yang bijak oleh Barat karena formasi teroris memiliki kapasitas difusif dan kecenderungan hegemonik, bahkan mengklaim kedaulatan wilayah. Jadi tidak mudah untuk meninggalkan intervensi dengan fungsi preventif," tegas PM Italia Giuseppe Conte dalam wawancaranya dengan IL Foglio tentang situasi di Timur Tengah saat ini.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya