Berita

Presiden Jokowi di kapal perang/Net

Politik

NKRI Harga Mati, Bukan Seharga Utang Dari China

SENIN, 06 JANUARI 2020 | 07:37 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati menjadi slogan yang selalu didengungkan di negeri ini. Khususnya, saat menghadapi rongrongan upaya dari dalam yang berusaha memecah melalui ideologi maupun gerakan separatisme.

Namun demikian, slogan itu seperti sunyi saat kedaulatan Indonesia diancam pihak asing. Seperti saat wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dilanggar oleh kapal-kapal milik pemerintah komunis China.

Bahkan sejumlah pejabat terkesan lunak. Ada yang berdalih China adalah negara sahabat, ada juga yang meminta masalah pelanggaran kedaulatan di Natuna tidak dibesar-besarkan.

Banyak kalangan menilai sikap lunak itu tidak terlepas dari peran China dalam pembangunan di Indonesia. Mulai dari pembiayaan proyek kereta cepat, sejumlah pelabuhan, hingga teranyar disebutkan China juga berinvestasi besar di calon ibukota baru.

“NKRI harga mati. Bukan seharga utang dari China,” geram Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule dalam akun Twitternya, Minggu (5/1).

Iwan meluapkan kegeraman itu lantaran slogan NKRI harga mati melempem gara-gara utang.

Padahal, sambungnya, Indonesia dan China setara. Sejarah juga membuktikan kedua negara sama-sama pernah dijajah bangsa Jepang.

Catatan sejarah Indonesia bahkan lebih unggul. Pasalnya, Indonesia pernah tegas menentang kehadiran bangsa Mongol, bangsa yang bagi China menakutkan sampai-sampai harus membuat tembok raksasa sebagai penghalang.

Di era Kerajaan Singosari, Raja Kertanegara pernah memotong dan merusak wajah utusan Mongol, Meng Qi sebagai tanda Singosari tidak sudi takluk.

“Mongol yang pernah buat China paranoid sampai harus bangun tembok besar, pernah kita potong telinganya ketika mau coba-coba sama kita. Kenapa sekarang kita yang jadi paranoid? Aneh. Iya nggak sih?” demikian Iwan Sumule.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya