Berita

Diskusi Polemik/RMOL

Nusantara

Apresiasi Kebijakan Anies Tangani Banjir, Pakar Hidrodinamika: Gubernur Luar Biasa

SABTU, 04 JANUARI 2020 | 12:09 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Banjir Jakarta yang terjadi pada Selasa dan Rabu kemarin, menjadi polemik setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono silang pendapat.

Saat itu, Basuki mempersoalkan normalisasi Kali Ciliwung yang baru berjalan sepanjang 16 km dari total panjang 33 km.

Tak tinggal diam, Anies pun langsung mengatakan bahwa normalisasi Kali Ciliwung sudah terbilang efektif dan bisa menjadi obat dari penyakit banjir yang sejak tahun 1966 melanda Ibu Kota Jakarta.


Alih-alih, Anies ingin menegaskan bahwa banjir yang terjadi bukan karena normalisasi Kali Ciliwung yang belum selesai sepenuhnya, melainkan karena pengendalian air dari wilayah Selatan Jakarta, yakni Bogor dan Depok yang belum memadai.  

Pakar Hidrodinamika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Muslim Muin juga sependapat dengan Anies.

Muin mengatakan, kebjjakan Anies sudah tepat, karena menggunakan naturalisasi bantaran Kali Ciliwung, bukan normalisasi.

"Pak Anies bilang naturalisasi keharusan, normalisasi keterpaksaan. Untung kita punya gubernur yang luar biasa," kata Muin dalam diskusi Polemik Trijaya FM, di Sasana Krida Karang Taruna Bidara Cina, Baiduri Bulan, Bidara Cina, Jakarta Timur, Sabtu (4/1).

Oleh karena itu, menurut Muin, solusi penanganan banjir tidak bisa disalahkan sepenuhnya ke Anies.

Sebab, menurut ilmu hidrodinamika yang ia pelajari, terdapat sejumlah hal yang harus dilakukan guna mencegah banjir. Wadah penampungan hujan, penyerapan, serta pengaliran.

Anies, kata Muin, sudah melakukan pola penyerapan dan pengaliran selama 2 tahun masa pemerintahannya. Sementara, pemerintah pusat belum mengembangkan pembangunan wadah penampungan hujan berupa bendungan.

"Kurangi debit banjir itu, tangkap (wadahi) hujannya, tidak hanya disini, di Bogor. Siapa yang bisa tangkap hujan itu? Bukan tugas Pak Anies itu, pemerintah pusat, Bos. Presiden sama menterinya," pungkas Muin.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya