Berita

Singapura/Net

Dunia

Pertumbuhan Ekonomi Singapura Hanya 0,7 Persen, Paling Lambat Sejak 2009

KAMIS, 02 JANUARI 2020 | 14:39 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Buruknya iklim perekonomian dunia membuat banyak negara mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Tidak terkecuali bagi pusat perekonomian Asia Tenggara, Singapura.

Menutup tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Singapura merosot tajam menjadi 0,7 persen dari 3,1 persen pada 2018. Angka ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi paling lambat bagi Singapura sejak 2009.

Padahal dalam tiga bulan terakhir, produk domesik bruto meningkat sebesar 0,8 persen dari tahun lalu. Namun sayang, dorongan tersebut hanya mampu membuat pertumbuhan ekonomi Singapura berada di 0,7 persen.


Demikian yang diungkapkan oleh Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura seperti dimuat Channel News Asia Kamis (2/1).

Menurut MTI, perlambatan ekonomi ini disebabkan oleh penurunan output dalam produk elektroik, bahan kimia dan transportasi. Kendati demikian, ekpansi meningkat dari manufaktur biomedis dan teknik presisi.

Selain itu, karena orientasi ekonomi Singapura berbasis ekspor, maka perang dagang yang berlarut-larut antara Amerika Serikat dan China juga menjadi faktor penentu.

Sementara memasuki 2020, Kepala Penelitian dan Strategi Keuangan OCBC, Selena Ling mengungkapkan, ekonomi Singapura sebagian besar akan bergantung pada ketidakpastian global.

"Tetapi 'bintang-bintang' menyelaraskan menuju cerita pemulihan yang lebih mendukung (masih ada harapan)," ujar Ling merujuk pada akan ditandatanganinya kesepakatan dagang fase pertama AS dan China pada 15 Januari mendatang.

"Perkiraan pertumbuhan PDB 2020 kami tetap pada 1-2 persen tahun ke tahun dengan asumsi bahwa pemulihan manufaktur tetap dalam pola 'fits and starts' tetapi dengan sektor jasa dan konstruksi terus menapaki lintasan pertumbuhan yang lebih kencang," tambahnya.

Namun, ekonom Barclays, Brian Tan mengharapkan pertumbuhan PDB Singapura akan meningkat secara moderat sebesar 0,9 persen pada tahun 2020.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya