Berita

Ilustrasi korupsi/Net

Politik

Biaya Politik Sebabkan Praktik Korupsi Dana Desa

KAMIS, 02 JANUARI 2020 | 13:56 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

RMOL. Sepanjang 2019, tercatat program dana desa pemerintah menjadi arena yang paling banyak dikorupsi. Fenomena ini dilihat dari tingginya angka kasus korupsi dana desa yang disidangkan sepanjang 2019 di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Pengadilan Negeri Medan.

Pengamat Anggaran Pemerintah Elfenda Ananda mengatakan, sebenarnya praktik dana desa di seluruh desa sama. Ditambah menurutnya praktik korupsi melalui pemilihan kepala desa sudah saling mencontoh. Sehingga politik uang tidak terhindari.

"Cuma model di Sumut yang barangkali praktik-praktik korupsi dimulai lewat misalnya pemilihan kepala desa itu sekarang sudah dicontoh. Pertama oleh ormas-ormas, kemudian ormas-ormas menyisipkan kader-kader nya. Maka terjadilah politik uang di dalam proses-proses pemilihan kepala desa,” katanya kepada Kantor Berita Politik RMOLSumut, Kamis (2/1).


Lanjut Elfenda, selain peran ormas, partai-partai juga berlomba untuk memajukan kader-kader mereka di tingkat desa.

Hal ini lah yang menurut Elfenda menyebabkan politik uang untuk menutupi biaya-biaya politik di tingkat desa tersebut tidak bisa dielakkan.

“Proses itu kemudian memunculkan politik uang yang meningkat nominalnya. Akhirnya harus menutupi cost politik,” tuturnya.

Elfenda mengatakan di Sumut atau di Medan sendiri, ormas-ormas terlihat sudah tidak melakukan hal-hal seperti itu. Lebih lanjut menurutnya, ada perbaikan yang dilakukan oleh ormas-ormas untuk memperbaiki citra mereka.

“Itu yang kemudian agak beda di daerah lain. Karena di Medan itu atau di Sumatera Utara membuat ormas pun sudah mulai mengubah pola tidak main-main seperti itu. Artinya sudah memperbaiki citranya,” pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya