Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

New York Times: Setengah Juta Anak Uighur Masuk Sekolah Asrama Indoktrinasi

SENIN, 30 DESEMBER 2019 | 10:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Berbagai isu kekerasan fisik maupun mental yang dialami oleh minoritas Uighur di Xinjiang terus bergulir ke permukaan. Dalam sebuah laporan yang dirilis The New York Times (NYT) pada Sabtu (28/12),  hampir setengah juta anak Uighur telah dipisahkan dari orangtuanya.

NYT yang mengutip dari blog salah seorang guru di sekolah Xinjiang menceritakan bagaimana seorang anak kelas 1 yang selalu tampak murung dan kerap menangis. Lambat laun, guru tersebut mengetahui bahwa ibu sang anak telah dikirim ke kamp penahanan untuk etnis minoritas Muslim, sementara ayahnya telah meninggal.

"Ketika saya bertanya-tanya, saya mengetahui bahwa itu karena dia merindukan ibunya," tulis guru tersebut.


Alih-alih memberikan hak asuh kepada kerabat lain, pemerintah China justru menempatkan anak Uighur tersebut di sebuah sekolah asrama yang dikelola oleh pemerintah. Sementara orangtuanya dikirim ke kamp penahanan.

Partai Komunis China mengklaim, kehadiran sekolah tersebut adalah cara untuk memerangi kemiskinan. Sekolah asrama dibuat agar anak-anak lebih mudah belajar jika keluarga mereka bekerja di daerah terpencil atau tidak mampu merawat mereka.

Atas dasar ini, siswa yang orangtuanya ditahan dipaksa untuk mendaftar. Sementara itu, untuk keluarga yang lain, pemerintah menuding bahwa mereka adalah orangtua yang tidak layak karena tidak mampu menjaga anak.

Namun dalam sebuah dokumen perencanaan yang terbit pada 2017, sekolah tersebut juga dirancang untuk mengasimilasi dan mengindoktrinasi anak-anak pada usia dini. Sekolah-sekolah tersebut terlarang bagi orang luar dan dijaga ketat, jauh dari dari pengaruh keluarga.

Bahkan dalam laporan NYT, sulit untuk mewawancarai warga sekitar mengenai sekolah tersebut karena mereka takut akan ditangkap pemerintah. Data-data yang bisa ditemukan untuk mengetahui sekolah ini hanyalah dari wawancara dengan orangtua Uighur yang tinggal di pengasingan, peninjauan dokumen secara online, hingga blog para guru.

Dari dokumen yang beredar, sekolah-sekolah di sana mengharuskan anak-anak Uighur berbahasa China dan menjauhi agama mereka. Bahkan, ketika seorang pejabat tinggi Partai Komunis China di Xinjiang mengunjungi sebuah taman kanak-kanak di dekat kota perbatasan Kashgar pada bulan ini, ia mendesak para guru untuk memastikan anak-anak didiknya belajar untuk "mencintai Partai, mencintai tanah air, dan mencintai rakyat".

Sejak awal, dalam kampanyenya, Presiden China Xi Jinping memang menggambarkan pendidikan sebagai komponen utama untuk menghapus kekerasan ekstremisme di Xinjiang. Salah satu idenya adalah dengan membangun sekolah asrama sebegai inkubator generasi baru Uighur yang sekuler dan lebih setia kepada partai serta bangsa.

Untuk melakukan kampanye ini, pihak berwenang di Xinjiang telah merekrut puluhan ribu guru dari seluruh China yang didominasi oleh bangsa Han, etnis mayoritas. Sementara orang dewasa ditempatkan dalam kamp-kamp penahanan, anak-anak Uighur ditempatkan di sekolah asrama.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya