Berita

Taj Mahal/Net

Dunia

Liburan Akhir Tahun, Industri Wisata India Terpuruk Menyusul Bentrokan Polisi dan Demonstran

SENIN, 30 DESEMBER 2019 | 06:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Gelombang protes terkait UU Kewarganegaraan baru sedang terjadi di India, berpengaruh signifikan terhadap industri wisata India.

Industri wisata di negara itu justru terpuruk pada liburan akhir tahun.

Setidaknya 25 orang terbunuh dalam bentrokan antara polisi dan demonstran yang memprotes mengenai UU tersebut.


Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Israel, Singapura, Kanada, dan Taiwan telah mengeluarkan saran perjalanan yang meminta warganya untuk tidak mengunjungi atau berhati-hati ketika pergi ke daerah-daerah yang terlibat protes India.

Menurut inspektur polisi yang mengawasi kantor polisi wisata khusus di dekat Taj Mahal, Dinesh Kumar, terjadi penurunan jumlah wisatawan ke Taj Mahal jika dibandingkan dengan Desember tahun lalu.

"Telah terjadi penurunan jumlah pengunjung sebesar 60 persen pada bulan Desember ini," katanya, melansir Reuters, Minggu (29/12).

"Orang India dan turis mancanegara telah menghubungi ruang kontrol kami untuk mengecek keamanannya. Kami menjamin keamanan mereka tetapi banyak yang memutuskan untuk menjauh," keluh Kumar.

Bangunan ikonik India yang terletak di Uttar Pradesh ini dijauhi turis karena jumlah korban meninggal dari gelombang protes paling banyak berasal dari wilayah India bagian utara. Protes yang diwarnai kekerasan ini telah berlangsung selama dua minggu tanpa henti.

Penginapan seperti hotel dan guest house di sekitarnya juga terdampak. Mereka mengatakan pembatalan pada musim liburan ini membuat bisnis mereka turun.

Hal ini juga diperparah dengan kondisi pertumbuhan ekonomi India yang melambat menjadi 4,5 persen. Kondisi ini merupakan yang terburuk dalam 6 tahun terakhir.

Selain bentrokan selama protes, pemerintah India juga memperburuk situasi dengan mengeluarkan keputusan untuk menangguhkan layanan internet di Agra.

"Memblokir internet telah mempengaruhi travel dan turisme di Agra sekitar 50-60 persen," kata President of Agra Tourism Development Foundation, Sandeep Arora.
Protes yang terjadi di India terjadi menyusul dikeluarkannya UU Kewarganegaraan baru yang dinilai diskriminatif.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya