Akhyar dan Bobby punya keunggulan dan kelemahan masing-masing/Repro
Secara kebetulan, dua nama yang dinilai akan bersaing ketat sebagai calon Walikota Medan pada Pilkada 2020 punya marga sama: Nasution. Akhyar dan Bobby pun saat ini tengah bersaing untuk bisa diusung PDIP.
Nah, dengan marga yang sama, sudah seharusnya kedua Bakal Calon Walikota Medan ini punya keunggulan yang tidak dimiliki pesaingnya. Politikus Perindo, Sofyan Nasution menilai Bacalon Walikota Medan Akhyar Nasution dan Bobby Nasution masing-masing punya keunggulan dan kelemahan tersendiri.
Menurut Sofyan, peran Akhyar selama jadi Wakil Walikota Medan belum kelihatan di mata masyarakat Medan. Namun jika ingin maju, Akhyar masih memiliki kesempatan.
“Akhyar, selama beliau jadi Wakil Walikota Medan bisa kita katakan peran beliau belum begitu kelihatan di mata masyarakat. Sekarang beliau jadi Plt walikota. Jadi Plt beliau punya kesempatan beberapa bulan. Kita tidak mau ia menjadi Eldin, Akhyar tetap Akhyar,†katanya kepada Kantor Berita Politik RMOLSumut, Senin (23/12).
“Akhyar, selama beliau jadi Wakil Walikota Medan bisa kita katakan peran beliau belum begitu kelihatan di mata masyarakat. Sekarang beliau jadi Plt walikota. Jadi Plt beliau punya kesempatan beberapa bulan. Kita tidak mau ia menjadi Eldin, Akhyar tetap Akhyar,†katanya kepada Kantor Berita Politik RMOLSumut, Senin (23/12).
Kesempatan Akhyar untuk membuktikan diri, menurut Sofyan, bisa dilakukan di sisa masa jabatannya menjadi Plt Walikota Medan.
“Kita perlu sosok walikota yang kuat, punya visi bagus, kerja cepat, tidak bertele-tele, dan mau turun ke masyarakat. Itu yang perlu Akhyar buktikan di sisa-sisa jabatannya. Bisa membuat banyak hal sebenarnya. Jangan cuma cakap-cakap dan retorika lagi lah di posisi yang sekarang,†ujarnya.
Sementara untuk Bobby, Sofyan punya catatan tersendiri. Menurutnya, meski Bobby disebut mengambil momentum sebagai menantu Presiden, tetap saja Bobby harus bisa menjadi dirinya sendiri.
“Bobby itu mengambil momentum, mertua lagi menjabat, terus dia ikutan. Itu nggak salah. Tapi catatannya Bobby harus jadi Bobby Nasution sendiri. Ia harus membuktikan bahwa Bobby Nasution bukan Jokowi,†tegasnya.
Menurut Sofyan, Bobby harus memiliki cara untuk membuktikan bahwa ia tidak mendompleng nama mertuanya. Sofyan menyarankan agar Bobby tidak mengikuti jejak Jokowi saat kampanye dulu.
“Pertama, Bobby tidak boleh mengekor (mengikuti) kebijakan Jokowi, supaya tidak dibilang Bobby adalah Jokowi. Kedua Bobby harus bisa menciptakan visi-visi dan gerakan-gerakan baru. Contohnya jangan blusukan, karena blusukan itu gayanya Jokowi,†paparnya.
Lanjut Sofyan, hal penting yang harus dilakukan Bobby adalah harus memahami permasalahan yang ada di Medan agar bisa memberi solusi terbaik, meski sekarang hanya dalam bentuk visi misi.
“Pemahaman Bobby tentang masalah-masalah yang ada di Kota Medan, sejauh mana dia bisa memahami masalah dan mencoba memberikan solusi-solusi terbaik. Walaupun baru dalam bentuk visi dan misi saja," ucapnya.
"Visi jangan mengekor bapak mertua, supaya tidak dianalogikan bahwa Bobby adalah Jokowi. Kembali lagi, Bobby adalah Bobby, bukan Jokowi,†pungkas Sofyan.