Berita

Ilustrasi Penyanderaan/Net

Politik

Dua WNI Sandera Abu Syayaf Berhasil Dibebaskan, Seorang Prajurit Filipina Tewas

SENIN, 23 DESEMBER 2019 | 05:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dua dari tiga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina berhasil dibebaskan.

Kementerian Luar Negeri mengumumkan pembebasakan ini lewat keterangan resminya yang diterima Kantor Berita Politik RMOL.

"Setelah 90 hari dalam penyanderaan, melalui kerja sama erat Indonesia dan Filipina, dua WNI berhasil dibebaskan dari penyanderaan kelompok Abu Syayaf. Sementara, satu WNI masih terus diupayakan pembebasannya," demikian keterangan pihak Kemenlu RI, Minggu (22/12).

Pembebasan ini adalah hasil dari sederet langkah diplomasi yang sudah dilakukan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menghubungi Presiden Filipina Rodrigo Duterte hingga pembicaraan Menlu RI Retno Marsudi dengan Menhan Filipina. Pembicaraan itu lalu ditindaklanjuti dengan koordinasi di bawah Kementerian Polhukam.

Komunikasi intensif antara intelijen Indonesia dan militer Filipina, akhirnya lokasi penyandera diketahui.

“Pembicaraan tersebut ditindaklanjuti dengan koordinasi internal pemerintah yang dilakukan Kemenkopolhukam RI,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Faizasyah, kepada Kantor Berita Politik RMOL.

Kontak senjata tak bisa dielakkan. Minggu pagi, dalam  operasi pembebasan, dua WNI berhasil dibebaskan, seorang lagi masih disandera, dan seorang prajurit Filipina gugur.  

"SM dan ML, dua sandera yang berhasil dibebaskan, akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan selanjutnya akan segera direpatriasi ke Indonesia," terang Faizasyah.

Pemerintah RI menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik dengan Pemerintah Filipina sekaligus mengucapkan duka cita atas gugurnya satu prajurit Filipina dalam operasi pembebasan tersebut.

Sebelumnya diberitakan, pada September lalu, kelompok Abu Sayyaf menculik tiga nelayan asal Indonesia (WNI) dari perairan dekat Lahad Datu, Sabah, Malaysia, dan membawa mereka ke Filipina. Mereka meminta uang tebusan sebesar 30 juta Peso (Rp 8,3 miliar).

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya