Berita

Demo solidaritas untuk Uighur/Net

Politik

Inti Masalah Uighur Soal Politik, Agama Hanya Faktor Kebetulan

MINGGU, 22 DESEMBER 2019 | 13:08 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Dugaan persekusi yang dilakukan oleh pemerintah China terhadap etnis Uighur yang mayoritas adalah umat muslim terus disuarakan. Semakin hari, suara yang semakin terdengar mengidentikan persoalan Uighur dengan agama.

Namun, dikatakan oleh seorang peneliti ilmu hubungan internasional, Mohamad Rosyidin, persoalan yang menimpa etnis Uighur bukan didasari oleh agama, melainkan politik.

Dia menguraikan bahwa Provinsi Xinjiang yang merupakan daerah otonomi Uighur, merupakan wilayah China yang berbatasan langsung dengan Asia Tengah.


Secara identitas, muslim Uighur faktanya merasa lebih dekat dengan kultur Turki-Asia Tengah. Nasionalisme mereka pun lebih condong ke arah sana.

Sementara itu, Pemerintah China getol melawan potensi gerakan separatis yang mengganggu stabilitas nasional.

“Kita tahu China adalah negara komunitas yang sangat sentralistis. Jadi mereka (China) akan menindak keras siapa saja yang terindikasi separatis," lanjutnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (22/12).

Bukan hanya pada etnis Uighur, China pun pernah melakukan hal yang sama dengan menindas komunitas Falun Gong yang merupakan umat Buddha, lalu juga ada invasi yang dilakukan oleh China ke Tibet. Dan saat ini, hal yang menimpa Hong Kong pun berpusat pada persoalan yang serupa.

"Jadi intinya ini soal politik. Agama hanya jadi faktor kebetulan saja," ujar Rosyidin menggarisbawahi.

Sedangkan mengenai isu hak asasi manusia (HAM), Rosyidin yang kerap menulis jurnal mengenai kebijakan luar negeri China ini mengatakan, konsep HAM China berbeda dengan perspektif dari Barat.

Filosofi Konfusian, terangnya, lebih berperan dalam isu ini, sehingga kekerasan dilegitimasi sejauh untuk menjaga ketertiban.

"Itulah sebabnya China menyangkal dianggap melanggar HAM," pungkas dosen HI Universitas Diponegoro (Undip) ini.  

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya