Berita

Duta Besar China untuk Australia Cheng Jingye/Net

Dunia

Klaim China, Kebebasan Beragama Etnis Uighur Di Xinjiang Dilindungi

MINGGU, 22 DESEMBER 2019 | 11:23 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China kembali menyanggah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terkait dengan isu penahanan terhadap satu juta orang etnis Uighur di Xinjiang. Hal tersebut disampaikan oleh Dutabesar China untuk Australia, Cheng Jingye.

Cheng dengan hati-hati, menegaskan bahwa pusat-pusat ditempatkannya etnis Uighur bukan kamp-kamp penahanan, melainkan sekolah-sekolah pelatihan kejuruan dengan program deradikalisasi. Lebih lanjut, Cheng mengatakan semua "trainee" atau siswa di sekolah-sekolah tersebut pun telah lulus.

"Saya mengerti sekarang peserta pelatihan di pusat-pusat semuanya telah menyelesaikan studi mereka dan mereka telah, dengan bantuan pemerintah setempat, secara bertahap menemukan pekerjaan mereka," ujar Cheng dalam konferensi pers, Kamis (19/12) seperti dimuat CNN.

Menurut Cheng, tindakan China di Xinjiang tidak ada hubungannya dengan HAM, melainkan pendekatan China untuk mencegah terorisme. Hal yang sama yang dilakukan oleh negara Barat. Selain itu, China menjamin dan melindungi hak beragama kelompok etnis di  Xinjiang.

"Kebebasan berkeyakinan beragama dan hak-hak lain semua kelompok etnis di Xinjiang telah dipromosikan dan dilindungi," katanya.

"Penyebaran ekstremisme telah secara efektif diatasi dan keamanan publik telah meningkat di Xinjiang dan orang-orang dari semua kelompok etnis dapat hidup dan bekerja dalam damai," tambahnya.

Lebih lanjut, Cheng mengatakan isu mengenai pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur yang mayoritas adalah umat muslim adalah sebuah berita palsu. Sebelumnya, pemerintah China telah berulang kali membantah isu tersebut dan warga yang "dirawat" di sana pun dapat pergi kapan saja.

Namun, pernyataan tersebut kemudian bertolak belakang dengan serangkaian kebocoran data pemerintah yang dirilis oleh media internasional. Dalam dokumen yang bocor tersebut, digambarkan pusat-pusat yang dimaksud pemerintah China justru seperti kamp-kamp penahanan yang dijaga ketat di mana orang-orang Uighur dipaksa untuk belajar bahasa Mandarin dan pendidikan "idelogis".

Konferensi pers yang dilakukan Cheng sendiri terbilang istimewa karena jarang sekali pejabat atau diplomat China mengadakan hal tersebut untuk media asing.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya