Berita

Diskusi LP3ES saat launching Outlook Demokrasi/RMOL

Politik

Didik J Rachbini: Di Era Jokowi, Siklus Demokrasi Berubah Jadi Otoriter Kembali Terjadi

SABTU, 21 DESEMBER 2019 | 18:51 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sistem Demokrasi di Indonesia kini telah mengalami masalah dan kekuatan oligarki kekuasaan semakin muncul karena suara civil society sangat lemah.

Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pengawas Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Prof Didik J. Rachbini saat peluncuran dua buku Outlook Demokrasi LP3ES di ITS Tower, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Menurut Prof Didik, suara dari civil society saat ini sangat lemah serta suara di parlemen yang menjadi check and balance juga sangat lemah.


"Suara dari civil society itu dalam demokrasi yang ada sekarang itu sangat lemah dan suara parlemen untuk check and balance hampir mustahil karena semua yang ada disana itu berebut kekuasaan, tidak mengerti sistem. Jadi meskipun oposisi dalam pilres, masuk juga ke koalisi, sehingga tidak ada oposisi," ucap Prof Didik J. Rachbini, Sabtu (21/12).

Dampaknya kata Prof Didik, demokrasi di Indonesia menjadi cacat lantaran tidak adanya check and balance kekuasaan.

"Dan dengan kosongnya check and balance ini, maka demokrasi menjadi cacat tidak ada check and balance seperti per atau ayunan yang tidak punya balance sehingga bergeraknya tidak baik," kata Prof Didik.

Apalagi kata Didik, di era pemerintahan Presiden Joko Widodo semakin terlihat siklus 20 tahunan. Dimana, demokrasi semakin perlahan berubah menjadi sistem oligarki.

"Kalau saya sebut di tengah-tengah kepemimpinan Jokowi yang makin kuat itu tidak ada nih sarana yang melakukan kritik. Orang ditangkap, polisi yang nangkap itu didukung oleh cyber. Dan ini seperti kembali 20 tahunan menjadi otoriter dari demokrasi ke otoriter," papar Didik.

Kekuatan oligarki kata Prof Didik, adanya pemusatan kekuasaan pada Presiden yang menyertakan pengikut bawah tanah untuk tetap kuat dan selalu dibela dan memberangus pihak yang berbeda pendapat.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya