Berita

Indra di tengah/RMOL

Politik

PKS: Bukan Personel, Persoalannya Ada Pada Konsep Dewas KPK

SABTU, 21 DESEMBER 2019 | 12:17 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo telah melantik Komisioner dan Dewan Pengawas (Dewas) KPK periode 2019-2023 sesuai dengan UU 19/2019 tentang KPK, Jumat (20/12).

Walau sudah dilantik, banyak pihak yang tetap mengkritisi keberadaan Dewas yang dinilai melemahkan kinerja KPK.

Politisi PKS Indra tidak mempersoalkan sosok yang menjadi Dewas KPK. Dia menilai tokoh-tokoh yang sudah dilantik merupakan tokoh yang memiliki kredibilitas yang baik.


"Bahwa tokoh-tokoh yang ada buat saya adalah tokoh-tokoh yang punya kredibilitas di publik, tapi tentu nanti kita akan uji kredibilitas mereka ketika mereka sebelum jadi hakim atau berbeda antara menjadi Dewas," ucap Indra dalam diskusi Polemik dengan tema "Babak Baru KPK" di kawasan Mentang, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12).

Namun, Indra mengaku tak mempersoalkan siapa yang menjadi Dewas. Dia hanya mempersoalkan konsep Dewas tersebut yang dinilai melemahkan lembaga KPK.

"Tapi paling tidak basically mereka orang-orang bagus, buat saya persoalannya bukan personelnya, tapi konsep Dewas itu, kalau konsepnya bermasalah personilnya juga akan berpotensi bermasalah ke depan walaupun juga punya potensi mereka progres mereka melakukan amanat dengan baik," jelas Indra.

Persoalan yang dimaksud adalah harus adanya perizinan ketika penyidik KPK ingin melakukan penyadapan terhadap terduga pelaku korupsi.

"Kita tahu tindak pidana korupsi itu berlangsung dengan cepat, kalau dengan izin dulu, ternyata peristiwa penyuapannya itu terlewat momentumnya, maka peristiwa pidananya tidak bisa kita dapatkan," jelas Indra.

Apalagi kata Indra, Dewas KPK tidak diperlukan lantaran KPK sudah diawasi oleh DPR yang selalu mengawasi kinerja KPK.

"Buat PKS, kalau ada pengawas terhadap KPK ini menjadi persoalan, padahal sudah ada lembaga yang mengawasi dalam hal ini DPR, apalagi kewenangannya itu untuk memberi ijin dalam melakukan penyadapan," terangnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya