Berita

Donald Trump/Net

Politik

Pengamat: Pemakzulan Trump Masih Sama Dengan Ketidakpastian Ekonomi RI

KAMIS, 19 DESEMBER 2019 | 23:50 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Anggota Dewan Amerika Serikat (AS) yang memakzulkan Trump dari kursi Presiden dianggap belum memberikan kepastian bagi kondisi perekonomian RI, yang diprediksi juga bakal terdampak kecamuk perang dagang saat ini.

Pengamat ekonomi politik dari Universitas Airlangga, Ichsanuddin Noorsy, menilai pemakzulan atau impichment Trump tersebut Tidak memberikan angin segar ke pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Apakah ini akan memberikan angin segar bagi pemerintahan Joko Widodo yang akan menghadapi resesi? Saya bilang enggak," ujar Ichsan, panggilan akrab Ichsanuddin Noorsy saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (19/12).

Alasan pertama yang dibeberkan Ichsan ialah dengan melihat pemakzulan Trump dari sisi politiknya. Katanya, fenomena ini merupakan tahap awal dari perbaikan kondisi politik di dalam negeri AS.

"Karena posisi impichment (pemakzulan) bahasa politiknya, posisinya cuma posisi dekonstruksi politik," sebut Ichsan.

Kemudian di dalam alasannya yang kedua, Ichsan menyebutkan, jika memang Trump mundur sebagai Presiden, tidak serta merta perekonomian AS langsung merangkak naik.

Sebab, dalam waktu transisi kepemimpinan, pastinya terdapat perubahan kebijakan yang akan dilakukan. Sehingga hal itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Mau tidak mau, kata Ichsan, perekonomian AS dan global baru akan kentara perubahannya pasca Pemilu Presiden AS pada November tahun depan. Itu pun belum tentu membuat perekonomian Indonesia menjadi positif.

"Pertanyaannya, apakah dengan Trump di Impich dan berhasil di Impich atau dijatuhkan, lalu Demokrat kembali masuk dan memberi jalan bagi tahun 2020, lantas situasi Amerika akan menolong Indonesia? Saya bilang enggak," ucap Ichsan.

"Karena persoalan ini akan sangat ditentukan pada tahun 2020 nya. Bukan hanya dari posisi impichmentnya," dia menambahkan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya