Kurang dari dua minggu lagi, kita akan meninggalkan 2019 dan bersiap masuk ke tahun baru 2020.
Banyak hal yang sudah terjadi di berbagai belahan dunia sepanjang 2019.
Yang cukup menarik untuk disimak dari perkembangan politik mancanegara adalah gagalnya upaya penggulingan terhadap Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte pada Agustus lalu.
Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, mengundurkan diri pada Selasa, 20 Agustus 2019.
Keputusan itu diambil setelah dia mengkritik tajam Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini.
"Menteri Dalam Negeri telah menunjukkan bahwa ia mengikuti kepentingannya sendiri dan kepentingan partainya. Keputusannya menimbulkan risiko serius bagi negara ini," kata Conte di hadapan anggota senat Italia.
Conte pun menggambarkan tindakan Salvini sembrono dan bertanggung jawab karena mengarahkan negara ke dalam pusaran ketidakpastian politik dan ketidakstabilan keuangan.
Setelah debat Senat, Conte yang bukan anggota partai koalisi, secara tak terduga menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Italia, Sergio Mattarella.
Conte begitu kecewa atas pengkhianatan yang dilakukan Salvini.
Ketika itu, Conte baru 14 bulan menjabat sebagai Perdana Menteri.
Conte yang baru setahun lebih berkuasa disebut-sebut sebagai korban adu kepentingan kelompok penguasa politik di Italia.
Ayah dari 1 orang anak ini lahir pada 8 Agustus 1964 di Provinsi Foggia, memang bukan berasal dari keluarga politikus.
Ayahnya seorang PNS, sedangkan ibunya guru di sekolah dasar.
Tetapi tanpa diduga-duga, delapan hari setelah mengundurkan diri, Giuseppe Conte kembali dipercaya menjadi Perdana Menteri Italia untuk memperbaiki keretakan pemerintahan Italia.
Presiden Italia Sergio Matarella kembali menunjuk Conte sebagai Perdana menteri pada Kamis (28/8), ketika krisis politik yang melanda negara itu selama 8 hari sebelumnya mulai mereda.
Conte lantas mengatakan, sekarang adalah saatnya untuk mengubah krisis menjadi peluang.
Dia menyatakan itu setelah menerima mandat untuk membentuk pemerintahan baru yang dapat menjadi titik balik dalam hubungan Italia dengan Uni Eropa.
Presiden Mattarella meminta Conte untuk mengamankan pakta antara Gerakan Lima Bintang (M5S) dan Partai Demokrat (PD).
Tak bisa dipungkiri bahwa campur tangan Tuhan sangat kental meredam dan menyelesaikan ketegangan politik di Italia bulan Agustus lalu.
Matteo Salvini, yang menganggap enteng kemampuan Giuseppe Conte dalam berpolitik dan dalam menjalankan pemerintahan, harus menelan pil pahit.
Menikam pimpinan dari belakang untuk merebut posisi tinggi dan kekuasaan yang sedang diemban, menggambarkan tidak adanya moralitas, integritas dan etika dalam berpolitik dari dalam diri si pengkhianat.
Pada akhirnya hikmah terpenting yang bisa diambil adalah pengkhianatan tak akan pernah bisa dibenarkan dan mendapat pembenaran di mata Allah dan manusia.
Tuhan tenyata belum berhenti untuk melengkapi campur tangan dan pertolongannya pada Pemerintah Italia yang dipimpin Giuseppe Conte.
Sabtu lalu, 14 Desember 2019, ratusan ribu rakyat Italia tumpah ruah melakukan aksi unjuk rasa di Kota Roma menentang Matteo Salvini.
Sekitar 100.000 orang dari seluruh Italia memenuhi alun-alun bersejarah San Giovanni di Kota Roma untuk mengadakan demonstrasi menentang pertumbuhan nasionalisme di negara itu.
Inisiatif ini telah diadakan oleh Gerakan Sardines, sebuah kelompok akar rumput yang baru dibentuk sekitar sebulan yang lalu sebagai gerombolan massa di kota Bologna di Italia utara melawan pemimpin partai Liga sayap kanan Matteo Salvini, yang bertujuan untuk memenangkan pemilihan regional di sana pada Januari 2020.
Puluhan demonstrasi serupa juga telah diadakan di sejumlah kota Italia lainnya selama beberapa minggu terakhir. Dan para anggota gerakan yang digerakkan oleh kaum muda memilih untuk menyebut diri mereka Sarden karena kerumunan yang telah mengemas diri mereka sendiri dengan ketat seperti ikan di demonstrasi sebelumnya.
Di semua aksi demonstrasi Gerakan Sardines slogan politik dilarang. Demonstran didorong untuk membawa plakat dalam bentuk sarden.
Para pengungsi dan gerakan migran pun telah bergabung dengan aksi unjuk rasa Sardine menuntut pemerintah Italia untuk mengubah kebijakan migrasi.
Jajak pendapat terbaru menempatkan Liga Salvini melebihi 30 persen terhadap sekitar 20 persen untuk partai terbesar berikutnya, Partai Demokrat tengah-kiri yang sementara dukungan untuk 5SM telah turun menjadi sekitar 15 persen.
Mantan Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini dalam beberapa hari terakhir mengejek gerakan Sarden di media sosial, mengatakan dia lebih suka anak kucing dimana "mereka makan ikan sarden ketika lapar".
Dinamika politik di Italia pada tahun 2019 ini, menarik untuk disimak sebagai bahan pembelajaran bagi politisi politisi dan bagi negara-negara lain.
Apa yang benar, dan siapa berada di posisi yang benar, pasti mendapat pertolongan Tuhan.
Seorang pemimpin yang sungguh mencintai negara dan rakyatnya, serta yang betul-betul berkomitmen untuk melakukan yang terbaik bagi negara dan rakyatnya, tak akan dibiarkan Tuhan tenggelam dalam kubangan maut. Tuhan tak dibiarkan ia ditikam dari belakang oleh orang terdekatnya dalam pemerintahannya.
Pengkhianatan, adalah lembaran sejarah alkitabiah, erat kaitannya dengan ketegaan Yudas Iskariot mengkhianati Yesus sebagai guru dan pimpinan.
Begitu tajam dan keras Yesus mengecam pengkhianatnya, seperti yang tertulis dalam injil Matius 26 : 23-25
Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku."
"Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
Yudas Iskariot, yang hendak menyerahkan Yesus menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?"
Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
Jadi, menutup tulisan ini, tiga kutipan LATIN ini sangat tepat dipersembahkan untuk Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte:
"Fide, sed qui, vide"
"Percayalah tetapi berhati-hatilah memilih orang yang kau percayai."
"Amicus certus in re incerta cernitur"
"Seorang kawan sejati dapat dikenali pada saat yang penuh ketidakpastian," demikian dikatakan Cicero.
"Non nobis solum nari sumus"
"Kita tidak dilahirkan untuk diri kita sendiri saja."
Semoga Perdana Menteri Conte, beserta anggota Kabinet Pemerintahannya, termasuk Presiden Sergio Matarella, semakin dimampukan Tuhan bekerja dan terus bekerja yang terbaik bagi rakyat mereka.
Dan semoga di tahun 2020, Italia berjaya, bahagia dan sejahtera di semua lini kehidupan.