Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Triskaidekaphobia

RABU, 11 DESEMBER 2019 | 07:48 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SAYA bermukim di Istana Sahid Apartment lantai ke 15. Setiap kali dari lantai dasar ingin naik ke mau pun turun dari unit apartment di lantai 15 terpaksa saya dan para penghuni lain-lainnya menggunakan lift.

Triskaidekaphobia

Jika dari lantai dasar saya ingin naik ke unit apartemen saya, maka saya tekan tombol bernomor angka 15 di dinding lift.

Sebenarnya gedung apartemen di mana saya bermukim memiliki lantai ke-13, namun saya tidak menemukan tombol lift bernomor angka 13.Di antara tombol nomor 12 dan 14 hadir tombol bukan bernomor 13 tetapi AA.

Juga pada masyarakat yang percaya 13 angka sial jarang ditemukan tombol bernomor 13 pada dinding lift berbagai hotel, mal, kantor dan gedung pencakar langit yang padahal sebenarnya memiliki lantai ke 13.

Tampaknya di abad XXI yang konon supra modern akibat dianggap hiper rasional pol ini masih banyak yang menderita triskaidekaphobia, maka masih percaya bahwa angka 13 adalah angka sial.

Andaikata tidak ada yang percaya bahwa 13 adalah angka sial, maka semua bangunan berlantai 13 ke atas seharusnya memiliki lift dengan tombol bernomor 13 demi mencapai lantai ke-13, yang de facto eksis pada para bangunan pencakar langit.

Demi Bisnis

Saya pernah bertanya ke mahaguru arstektur saya, Dr. Ir Ciputra mengenai apakah beliau percaya tahayul. Pak Ci sebagai umat Nasrani dan rasionalis sejati menegaskan bahwa dirinya sangat tidak percaya tahayul.

Maka saya lanjut bertanya, jika Pak Ci tidak percaya tahayul tetapi kenapa tidak ada lift bertombol nomor 13 pada bangunan-bangunan tinggi yang dibangun oleh Pak Ci.

Pak Ci menjelaskan bahwa dirinya memang tidak percaya tahayul, namun sayang setriliun sayang mayoritas pelanggan, konsumen dan pengguna produk bangunan mayoritas percaya tahayul.

Maka demi bisnis berjalan lancar adalah lebih bijak bangunan-bangunan yang dibangun Pak Ci menghindari lift bertombol nomor 13.

Lebih baik membiarkan diri ikut percaya tahayul ketimbang bisnis macet.

Penulis adalah pembelajar peradaban dan kebudayaan dunia

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya