Royke Tumilaar Dirut Mandiri Yang Baru/Net
Harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pada perdagangan Senin (9/12) menguat setelah bank BUMN ini akhirnya mendapatkan nahkoda baru.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) telah ditetapkan Royke Tumilaar menjadi direktur utama menggantikan Kartika Wirjoatmodjo yang ditunjuk menjadi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Royke yang langsung melaksanakan tugasnya menyatakan bakal lebih meningkatkan pendapatan berbasis non bunga atau fee based income untuk menghadapi ketidakpastian global dan tren perlambatan penyaluran kredit.
Penyaluran kredit perseroan sepanjang tahun 2020 cenderung konservatif tumbuh di level 10 persen. Angka ini, lebih rendah dari proyeksi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan di kisaran 13 persen pada tahun 2020. Sementara, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit hanya di angka 8 persen tahun ini.
Royke mengatakan Mandiri mencoba mendekati angka 10 persen.
"Targetnya mencoba untuk mendekati 10%. Kan kita lihat ekonomi, saya juga tahu diri, mungkin kita di 9-10%. Sudah tidak seperti tahun-tahun sebelumnya 14-16%," kata Roykee Tumilaar, di Plaza Mandiri, Senin (9/12).
Roykee menilai, transaksi yang berbasis non bunga bakal jadi andalan perseroan dalam beberapa tahun ke depan, didukung banyaknya anak usaha Bank Mandiri dan bisa saling disinergikan.
Royke juga bakal memperkuat kolaborasi antara bisnis wholesale banking dan retail banking.
Menurut Royke, selain fokus pada kolaborasi ritel dan wholesale, perseroan juga akan fokus pada pengembangan digital di tahun 2020.
Dengan adanya kemudahan layanan digital, diharapkan akan memberikan keuntungan bagi bank dengan kode saham BMRI ini untuk menekan biaya operasional. pengembangan digital juga tak menutup kemungkinan secara perlahan akan memperkecil peran kantor cabang dan membuat perbankan semakin efisien.
"Kita nggak bisa lepas [dari digital banking], kalau enggak lakukan transformasi bank kita pelan-pelan akan hilang ke depan," kata Royke Tumilaar.