Berita

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) resmikan Pusat Rekreasi Budaya Pemandian Air Panas Yangdok /Net

Dunia

Buka Sektor Pariwisata, Kim Jong Un Resmikan Pusat Rekreasi Di Samjiyon

SENIN, 09 DESEMBER 2019 | 16:29 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Di tengah berbagai sanksi ekonomi yang menjerat Korea Utara, sulit bagi negara tersebut untuk bertahan bila tidak membuka diri. Untuk itu, Korea Utara berusaha untuk meningkatkan perekonomiannya dengan membuka sektor pariwisata.

Senin (9/12), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memotong pita sebagai simbol dibukanya Pusat Rekreasi Budaya Pemandian Air Panas Yangdok. Setelah itu, Kim memberikan sepatah dua patah yang ia khususkan untuk memuji para tentaranya yang telah membuat "bangunan ajaib" tersebut.

Dari saluran TV pemerintah, rekaman udara memperlihatkan resor, termasuk hotel-hotel beratap merah, spa sumber air panas, lereng ski, dan lapangan untuk menunggang kuda di dalam pusat rekreasi tersebut. Setelah itu diperlihatkan juga bagaimana ribuan tentara dan warga sipil mengibarkan bendera Korea Utara untuk menyambut Kim.


"(Kim) mengatakan mungkin untuk memberi orang budaya baru, membuat rakyat menikmati peradaban tinggi di bawah sosialisme sedini mungkin telah menjadi kenyataan," ujar seorang pejabat seperti yang dimuat AP.

Sejak setahun lalu, Resor Yangdok memang menjadi salah satu megaproyek utama Kim di Samjiyon utara. Kim bahkan menuntut Korea Selatan untuk menghancurkan hotel dan fasilitas lain di resor Gunung Diamond Utara agar Korea Utara dapat membangun resornya sendiri.

Selain pusat rekreasi, nantinya, para wisatawan asing juga dapat mengakses rumah sakit yang dikelola negara. Rumah sakit tersebut dapat menerima operasi katarak, implan gigi, hingga perawatan tumor payudara. Tidak hanya di Samjiyon, Kim juga tengah mempesiapkan sebuah resor musim panas di kota pesisir Wonsan.

Sebagai negara sosialisme yang dihujani oleh berbagai sanksi internasional, baik oleh PBB maupun AS, sulit bagi Korea Utara untuk mempertahankan ekonominya jika tidak mencari alternatif. Pasalnya, dari sanksi-sanksi tersebut, Korea Utara dilarang penuh untuk melakukan ekspor impor batubara, tekstil, makanan laut, hingga bahan bakar minyak.


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya