Berita

Ekonom Rizal Ramli/RMOL

Bisnis

Tak Terapkan Bunga Negatif Layaknya Negara Maju, RR: Menkeu Punya Konflik Kepentingan?

SELASA, 03 DESEMBER 2019 | 23:02 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kebijakan pemerintah untuk menerbitkan surat utang dengan bunga (yield) di atas rata-rata atau tinggi masih membuat sebagian pihak geleng-geleng.

Bukan tanpa sebab, kebijakan yang dikeluarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani itu justru berbeda dengan kebijakan beberapa negara maju yang justru menerapkan suku bunga negatif guna mengantisipasi ekonomi global yang sedang lesu.

Ekonom Senior Rizal Ramli pun angkat bicara melihat kebijakan Sri Mulyani yang ngotot dengan bunga tingginya, padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang lesu, dan diprediksi akan stuck di 5 persen, bahkan besar kemungkinan turun di angka 4 persen saja.

"Tingkat bunga negatif di 5 negara. Ajaib, kok Indonesia terbitkan surat utang, yield kupon termahal di kawasan (8,3 persen)?" tulis Rizal di akun Twitternya, Selasa (3/12).

Dalam unggahannya, Rizal menjelaskan lima negara yang menerapkan suku bunga negatif, yakni European Central Bank (ECB) di Eropa, Bank of Japan (BOJ) Jepang, Sweden’s Riksbank, The Swiss National Bank, dan Bank sentral Denmark.

Dalam data yang diunggah Eks Menko Perekonomian ini, diketahui suku bunga negatif Eropa di angka -0,5 persen, Jepang -0,1 persen, Swedia -0,25 persen, lalu Swiss dan Denmark di angka -0,75 persen.

"Kira-kira Menkeu (Sri Mulyani) 'terbalik' cerdas, tidak inovatif, atau ada konflik kepentingan ya?" tutup RR disertai mention kepada Presiden Joko Widodo dan DPR.

Kebijakan suku bunga negatif biasanya diambil oleh bank sentral dengan tujuan supaya bank-bank komersial menyalurkan dananya ke masyarakat, bukannya menyimpan uangnya di bank sentral saja.

Dengan kebijakan ini, bank komersial akan memilih menyalurkan kredit ketimbang menghimpun dana di bank sentral. Pasalnya, bila memaksakan menghimpun dana di bank sentral, suku bunga negatif justru akan mengurangi pendapatan bank-bank komersial, karena bukannya mendapat bunga, simpanan mereka di bank sentral malah akan dipotong.

Dengan demikian, suku bunga negatif diharapkan dapat memacu bank-bank agar menyalurkan uang mereka ke masyarakat lewat kredit.

Dengan penyaluran dana segar ke publik, diharapkan kebijakan suku bunga negatif dapat mendorong tingkat konsumsi publik yang ujungnya akan menggairahkan roda perekonomian yang sedang lesu, alhasil pertumbuhan ekonomi bisa terkatrol naik.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya