Berita

Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta Humphrey Djemat (tengah)/RMOL

Politik

Panggilan Sejarah, Humphrey Dan Suharso Ikhlas Bersatu Demi Kebangkitan PPP

JUMAT, 29 NOVEMBER 2019 | 14:58 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta Humphrey Djemat dan Plt Ketum PPP Muktamar Pondok Gede Suharso Monoarfa telah menyatakan kesepakatan untuk menyatukan kedua kubu di tubuh PPP dalam Muktamar bersama yang bermartabat dan setara pada awal 2020.

Pernyataan kembali disampaikan Humphrey di acara diskusi publik bertemakan "Bola Liar Amandemen Konstitusi: Reformasi Dikorupsi vs Reformasi Partai" yang diselenggarakan PARA Syndicate, di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, Jumat (29/11).

"Kami berdua menyadari betul bahwa penyatuan PPP merupakan conditio sine qua non, syarat mutlak awal bagi PPP yang besar dan kuat," ucap Humphrey di lokasi acara.


Kesepakatan antar dua kubu tersebut atas dasar adanya konflik internal PPP yang berlangsung kurang lebih lima tahun. Konflik tersebut menyebabkan partai berlambang kabah tersebut terpecah secara struktural dan sempurna baik dari tingkat bawah sampai tingkat tertinggi.

"Terjadilah dualisme kepengurusan dalam struktur organisasi baik di DPP, DPW, DPC, dan ranting paling bawah. Bahkan perpecahan tersebut sudah masuk ke akar rumput dan konstituen PPP," katanya.

Atas konflik di internal PPP tersebut, PPP dianggap sebagai partai buruk padahal sebelumnya dikenal sebagai partai Islam yang besar dan kuat. Kondisi itu mengakibatkan PPP nyaris tidak lolos parliamentary threshold pada Pemilu 2019 dengan hanya mendapatkan 4,52 persen (19 kursi di DPR RI).

"Di DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota ibaratnya PPP sudah hancur lebur karena hanya memperoleh kursi yang sangat minimal. PPP di DKI Jakarta contohnya, pada pemilu sebelumnya menguasai 10 kursi di DPRD namun saat ini hanya meraih satu kursi," jelas Humphrey.

Oleh karena itu, Humphrey dan Suharso tidak ingin PPP pecah dan kembali bersatu menjadi partai Islam yang kuat.

"Kami tidak menginginkan PPP hilang dalam sejarah, karena itu pesan ini tidak bisa ditawar, penyatuan dan perubahan PPP sebuah keharusan. Ini panggilan sejarah, PPP secara sadar harus melakukan reformasi partai politik di dalam dirinya sendiri," tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya