Berita

Dubes Gary Quinlan bicara di diskusi JFCC/RMOL

Dunia

Dubes Gary Quinlan: Australia Pendukung Terkuat Indonesia

RABU, 27 NOVEMBER 2019 | 16:43 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Australia adalah negara pertama yang membangun hubungan dengan Republik Indonesia tak lama setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan.

Sekitar tujuh minggu setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Australia mengirimkan misi diplomatik ke Indonesia untuk bertemu dengan Presiden Sukarno.

Namun, pemimpin pasukan sekutu yang tengah mempersiapkan kedatangan kembali Belanda mengusir misi diplomatik itu, dan mendeportasi mereka ke Australia via Singapura dengan menggunakan pesawat militer.

Sebelum insiden itu, tiga pekan setelah proklamasi kemerdekaan, pekerja pelabuhan di Austarlia memboikot kapal-kapal Belanda yang sedang transit di Australia dalam perjalanan kembali ke Indonesia.

Begitu juga saat Belanda melancarkan agresi militer pertama pada Juli 1947, Australia mengajukan protes keras ke Dewan Keamanan PBB yang baru didirikan.

Ketika DK PBB mendirikan Good Offices Committee untuk menengahi konflik antara Indonesia dan Belanda, Bung Karno memilih Australia sebagai perwakilan di komite itu.    

Setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag, 27 Desember 1949, di hari itu juga Australia mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.

Selanjutnya, bersama India, Australia menjadi sponsor keanggotaan Indonesia di PBB.

Inilah beberapa fragmen yang disampaikan Dutabesar Australia Gary Quinlan, untuk memperlihatkan kualitas hubungan kedua negara saat mengawali presentasinya dalam diskusi yang digelar Jakarta Foreign Correspondent Club (JFCC) di Hotel Ayana, Midplaza, Jakarta, Rabu (17/11).

“Australia adalah pendukung terkuat Indonesia,” ujarnya.

Bukan hanya di masa lalu, namun juga di era kini. Kedubes Australia di Jakarta, sambungnya, adalah kedubes terbesar yang dimiliki Australia di negara sahabat. Ini memperlihatkan betapa bagi Australia, Indonesia memiliki arti yang sangat penting.

Dubes Quinlan juga mengatakan, saat ini kedua negara sedang mempersiapkan pondasi untuk lebih memantapkan dan meningkatkan kualitas hubungan.

Sejak tahun lalu telah diselesaikan dua draft perjanjian, yakni Comprehensive Strategic Partnership (CSP) dan Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA).

Draft perjanjian CSP terkait kerjasama pada bidang ekonomi, keamanan dan pertahanan, maritim dan hubungan people to people, serta kerjasama untuk menciptakan kawasan Indo Pacific yang kondusif bagi kedua negara.

Sementara draft perjanjian IA CEPA bertujuan untuk mengembangkan partnership di antara kelompok bisnis, institusi dan individu kedua negara.

Draft ini diperlukan, sambungnya, karena walaupun Indonesia dan Australia adalah tetangga dekat, namun hubungan ekonomi kedua negara pada faktanya tidak begitu memadai (underdone).

Indonesia adalah partner dagang terbesar ke-13 bagi Australia, demikian juga sebaliknya. Sementara untuk tahun lalu volume perdagangan kedua negara hanya sebesar 17,6 miliar dolar dan investasi Australia di Indonesia hanya sebesar 6 miliar dolar.

Bagi Dubes Quinlan, ini adalah indikasi bahwa masih banyak hal yang harus dikerjakan untuk meningkatkan kualitas hubungan kedua negara.      

Dalam sesi tanya jawab, salah seorang peserta diskusi sempat menanyakan sikap Australia terkait dengan perkembangan di Papua.

Dubes Quinlan mengatakan, pihaknya mengikuti dari dekat dan melakukan pembicaraan dengan pemerintah Indonesia.
Situasi di Papua tidak sederhana, melibatkan banyak faksi dan kelompok kepentingan. Ada kesan kuat, Australia percaya pada kemampuan Indonesia menghadapi situasi yang berkembang di lapangan.

“Kami mendukung kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia,” demikian Dubes Quinlan.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya