Berita

Menhub Budi Karya Sumadi/Net

Nusantara

Di Hadapan DPR, Menhub BKS Paparkan Hasil Investigasi Lion Air JT 610

SELASA, 26 NOVEMBER 2019 | 04:23 WIB

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi hadir pada saat Rapat kerja di Komisi V DPR. Budi memaparkan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 dengan tipe pesawat Boeing 737-8 (MAX).

"Saya prihatin dengan kejadian itu, atas nama pridadi dan Kementerian Perhubungan menyampaikan belasungkawa atas musibah ini," kata Budi di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/11).

Budi berharap, kecelakaan pesawat ini menjadi pelajaran kedepan khususnya bagi negara agar lebih serius untuk menyikapi keselamatan transportasi.


"Musibah ini tidak menimpa satu pihak, tetapi juga banyak pihak dan menjadi duka yang berharga bagi kita, dan juga negara, menyikapi keselamatan transportasi," tambahnya

Kementerian Perhubungan mendukung penuh  keluarga korban yang belum mendapatkan hak ganti rugi sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 tahun 2011.

“Untuk kelurga korban yang belum mendapatkan hak-nya, akan kami bantu prosesnya,” tegasnya

Budi lalu membacakan hasil investigasi KNKT, terutama sembilan faktor terkait dengan peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 Boeing 737-8 (MAX).

Berikut ini hasil investigasi kecelakaan Boeing 737-8:

1. Asumsi terkait reaksi pilot yang dibuat pada saat proses desain dan sertifikasi pesawat Boeing 737-8 (MAX), meskipun sesuai dengan referensi yang ada ternyata kurang tepat;

2. Mengacu asumsi yang telah dibuat atas reaksi pilot dan kurang lengkapnya kajian terkait efek-efek yang dapat terjadi di kokpit, sensor tunggal yang diandalkan untuk MCAS dianggap cukup dan memenuhi ketentuan sertifikasi;

3. Desain MCAS yang mengandalkan satu sensor rentan terhadap kesalahan;

4. Pilot mengalami kesulitan karena tidak ada petunjuk dalam buku panduan untuk merespons pergerakan MCAS;

5. Indikator AOA DISAGREE tidak tersedia di pesawat Boeing 737-8 (MAX) PK-LQP, berakibat informasi ini tidak muncul pada saat penerbangan dengan penunjukan sudut AOA yang berbeda antara kiri dan kanan sehingga perbedaan ini tidak dapat dicatatkan oleh pilot dan teknisi tidak dapat mengidentifikasi kerusakan AOA sensor;

6. AOA sensor pengganti mengalami kesalahan kalibrasi yang tidak terdeteksi pada saat perbaikan sebelumnya;

7. Investigasi tidak dapat menentukan pengujian AOA sensor setelah terpasang pada pesawat yang mengalami kecelakaan dilakukan dengan benar, sehingga kesalahan kalibrasi tidak terdeteksi;

8 Informasi mengenai stick shaker dan penggunaan prosedur non-formal Runaway Stabilizer pada penerbangan sebelumnya tidak tercatat pada buku catatan penerbangan dan perawatan pesawat mengakibatkan baik pilot maupun teknisi tidak dapat mengambil tindakan yang tepat;

9. Beberapa peringatan, berulangnya aktifasi MCAS dan padatnya komunikasi dengan ATC tidak terkelola dengan efektif. Hal ini diakibatkan oleh situasi-kondisi yang sulit dan kemampuan mengendalikan pesawat, pelaksanaan prosedur non-normal dan komunikasi antar pilot, berdampak pada ketidakefektifan koordinasi antar pilot dan pengelolaan beban kerja. Kondisi ini telah teridentifikasi pada saat pelatihan dan muncul kembali pada penerbangan ini. Mohamad Ivan

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya