Berita

Penggerebekan WNA China/Net

Hukum

Penggerebekan WNA China Bukti Indonesia Tempat Empuk Kejahatan Internasional, Dimana Imigrasi?

SENIN, 25 NOVEMBER 2019 | 19:56 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Polda Metro Jaya menggerebek puluhan warga negara asing (WNA) asal China di enam wilayah hukum PMJ, Senin (25/11). Puluhan WNA China itu digerebek karena diduga melakukan penipuan lintas negara.

Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) Sya'roni mengatakan, penggerebekan itu bukti Indonesia jadi tempat empuk bagi pelaku kejahatan internasional melancarkan aksi.

"Imigrasi kita kebobolan! Kita mudah dimasuki pihak asing," ujar Sya'roni kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin malam.


Selain memperketat imigrasi, Sya'roni meminta Pemerintahan Indonesia agar mengevaluasi pemberian bebas visa untuk wisatawan WNA China.

Pasalnya, kata dia, pemberitan bebas visa tersebut banyak disalahgunakan. Sebelum penggerebekan sore tadi, sudah banyak WNA China yang terjerat kaksus penyelundupan narkotika.

"Ini merugikan dan merusak citra bangsa kita. Sebaiknya pemberitan bebas visa ke China dievaluasi saja," ucap Sya'roni.

Selain itu, dia menyarankan agar polisi membuat badan khusus untuk memantau warga asing, yang bisa memotret kejahatan internasional. Atau bisa saja, pekerjaan itu diberikan kepada Densus 88 yang bisa mengendus seperti pergerakan terorisme.

"Intinya, kajahatan internasiolnal ini jangan leluasa beroperasi di Indonesia," tutupnya.

Puluhan WNA China digerebek karena diduga melakukan penipuan melalui sambungan telepon. Modusnya, pelaku memanfaatkan jaringan telekomunikasi di Indonesia untuk melancarkan aksi. Mereka menelepon para korban yang ada di China dan melakukan penipuan dan meminta sejumlah uang.

Para pelaku menghubungi korban dengan mengaku sebagai polisi. Mereka kemudian memberi tahu korban, ada anggota keluarga yang tengah bermasalah secara hukum di Indonesia. Lalu meminta jaminan sejumlah uang agar dibebaskan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya