Berita

Ahok/Net

Politik

Mohon Maaf, Ahok Tidak Akan Banyak Lakukan Perubahan Di Pertamina

SENIN, 25 NOVEMBER 2019 | 14:58 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Posisi Basuki T. Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina sama sekali tidak banyak peran, sama dengan anggota komisaris biasa.

Pasalnya, semua kebijakan strategis di Pertamina harus dikoordinasikan dengan Kementrian BUMN.

"Kalau sebagai pendobrak saya rasa terlalu berlebihanlah. Apalagi modal Ahok di Pertamina cuma integritas dan kerja keras saat jadi Gubernur DKI," kata Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono, Senin (25/11).


Terkait manajemen di bidang pertambangan migas, keahlian Ahok juga masih nihil. Misalnya, apakah Ahok mengerti membaca dan mengkalkulasi pasar minyak dan gas internasional yang rentan dengan gejolak pengaruh ekonomi global, serta stabilitas keamanan di Timur Tengah.

Sebab, produk minyak dan gas tidak sama seperti jualan sayur di pasar atau ngatur pasar di Tanah Abang

"Kemudian, punya enggak jaringan international yang kuat terkait jaringan pelaku bisnis minyak dan gas dunia," ujar Arief.

Menurutnya, inilah yang selama ini kenapa Pertamina tidak jadi perusahaan yang profesional dan berkaliber dunia, serta tidak memberikan keuntungan bagi negara dan rakyat, tidak seperti Petrobras, Petronas dan Petrochina. Sebab, lebih kuat pengaruh politiknya dalam penempatan jajaran komisaris dan direksi. Dan bukan orang orang yang memang kredibel di bidangnya dan profesional.

"Jadi mohon maaf saja ya, prediksi saya tidak akan banyak perubahan di Pertamina dengan adanya Ahok. Ya setidak-tidaknya kehidupan ekonomi Ahok sudah terjaminlah dengan jadi Komut di Pertamina," terang Arief.

Ditambahkan, penempatan Ahok di Pertamina sejujurnya sangat terlihat betul bahwa kemampuan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mendirecting BUMN menjadi perusahaan yang profesional dan profit masih di bawah standar.

"Karena tidak bisa mengatakan "tidak" atas perintah Joko Widodo untuk menempatkan Ahok," demikian Arief, wakil ketua umum Partai Gerindra.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya