Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Bukan Soal Milenial, Pertanyaannya Kenapa Jokowi Menggemukkan Istana

SABTU, 23 NOVEMBER 2019 | 11:49 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo menambah sedikitnya 7 staf khusus presiden, 12 wakil menteri dan mengangkat beberapa staf khusus di kementerian.

Menanggapi hal tersebut, ahli hukum tata negara Refly Harun berpandangan Presiden Joko Widodo tengah melakukan akomodasi politik atau balas budi kepada orang yang telah membantunya memenangkan Pilpres 2019.

"Saya melihat, terlalu banyak akomodasi politik ini bisa jadi pemerintahan tidak berjalan efektif," ucap Refly usai acara Konsolidasi Jejaring Komisi Yudisial, di Bumi Katulampa, Bogor Timur, Sabtu (23/11).

Dia tidak mengetahui secara pasti alasan Presiden Jokowi membutuhkan untuk memperbanyak akomodasi politik pada periode kedua. Seharusnya, Jokowi melihat kebutuhan yang mendesak untuk memperlancar urusannya di pemerintahan.

"Pertanyaannya kan bukan soal milenialnya, pertanyaannya adalah Pak Jokowi membutuhkan apa?" tanyanya.

Menurutnya, seorang staf khusus terkait dengan keahlian. Namun, dalam hal ini Presiden Joko Widodo seakan tengah terpukau dengan para staf khusus barunya.

"Menurut saya Presiden terlalu terpukau dengan prestasi-prestasi yang bisnis kan, CEO apa bikin bisnis apa dan sebagainya, padahal menurut saya kalau itu menjadi potensi di society tidak perlu diserap oleh negara," ujarnya.

"Karena, kalau diserap oleh negara dia akan pensiun untuk melakukan inovasi-inovasi terobosan dan dia harus mengurusi birokrasi dan ini tentu hal yang tidak mudah," pungkas Refly Harun menambahkan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya