Berita

Joko Widodo/Net

Politik

Sangat Disayangkan, Jokowi Terlalu Banyak Akomodasi Kepentingan Politik

SABTU, 23 NOVEMBER 2019 | 10:58 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Presiden Joko Widodo melakukan akomodasi politik dengan merekrut banyak orang untuk menjadi pembantunya di periode kedua pemerintahan.

"Kalau saya melihat fenomena pada pemerintahan kedua ini, Presiden Jokowi terlalu banyak melakukan akomodasi politik," ucap ahli hukum tata negara Refly Harun usai acara Konsolidasi Jejaring Komisi Yudisial, di Bumi Katulampa, Bogor, Sabtu (23/11).

Dia kurang sepakat dengan ide Jokowi menambah beberapa orang yang sebetulnya belum dianggap penting ditempatkan di jajaran pemerintahan.

"Menurut saya, terlalu banyak, setelah 12 wamen kemudian sekarang 7 staf khusus plus 5 sebelumnya. Jadi ada 12 staf khusus dengan gaji yang lumayan Rp 50 juta lebih," kata Refly Harun.

Di luar gaji, tentu para pembantu Jokowi itu mendapatkan fasilitas lain. Dan sangat dikhawatirkan, mereka "menjual" kestafkhususannya.

"Belum lagi mendapatkan fasilitas dan lain sebagainya belum lagi kalau staf khusus ini punya kelakuan yang aneh-aneh ya kan, misalnya dalam tanda kutip menjual kestafkhususannya untuk menjadi broker-broker begitu misalnya," tutup Refly Harun.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya