Berita

First Travel/Net

Hukum

Cermati UU Kepailitan, Harapan Korban First Travel Masih Ada

JUMAT, 22 NOVEMBER 2019 | 05:26 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Putusan kasus First Travel kini menuai polemik baru. Melalui putusan Mahkamah Agung (MA), aset First Travel diputuskan untuk dirampas negara.

Merespons putusan tersebut, Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI) berpandangan ada peluang agar para korban mendapat ganti rugi.

"Terdapat dua pilihan penegakan hukum, khususnya terkait dengan harta kekayaan pelaku yang diperoleh dari transaksi yang dilakukan dengan korban," kata Ketua Umum AKPI, Jimmy Simanjuntak dalam rilis yang diterima redaksi, Kamis (22/11).


Pertama adalah mengembalikan barang bukti sitaan untuk dibagikan kepada korban. Pilihan kedua yaitu dirampas dan memerintahkan untuk disetorkan ke kas negara.

AKPI mendorong penegak hukum memanfaatkan UU 37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU Kepailitan) agar Hakim perkara pidana memiliki sarana memfasilitasi penyaluran hasil sitaan pidana untuk mengganti kerugian yang dialami korban.

Proses ini sudah pernah dijalankan dan berakhir dengan perdamaian.

Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan perdamaian tersebut dibatalkan. Proses tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 291 Jo 170 Jo 171 UU Kepailitan yang dapat berakibat dinyatakan pailitnya First Travel.

Sesuai dengan Pasal 2 ayat 2 UU Kepailitan, Kejaksaan memiliki posisi istimewa dalam penegakan hukum kepailitan, yakni menjadi pemohon pailit dan dapat mengangkat Balai Harta Peninggalan (BPH) sebagai perwakilan pemeirntah dan wujud kehadiran negara sebagai kurator yang mengurus dan membebaskan harta pailit.

"Oleh karenanya, AKPI mendorong penegak hukum maupun masyarakat yang berkepentingan memberi perhatian kepada penegakan hukum kepailitan, kususnya UU 37/2004 agar penegak hukum mendapat jalan menyalurkan harta transaksi melawan hukum (harta pailit) kembali kepada korban," tutunya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya