Berita

Idham Azis tak kunjung menunjuk Kabareskrim baru usai dilantik jadi Kapolri/Net

Politik

Pak Kapolri, Kenapa 18 Hari Posisi Kabareskrim Kosong?

SENIN, 18 NOVEMBER 2019 | 09:11 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Sejak Jenderal Idham Azis dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kapolri pada 1 November 2019 lalu, posisi Kabareskrim yang ditinggalkanya tak kunjung diisi oleh pejabat baru.

Karena itulah, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, mempertanyakan alasan Kapolri belum juga menunjuk Kabareskrim baru menggantikan dirinya.

“Sudah 18 hari, sepertinya Idham Azis lamban dalam menggunakan hak prerogatifnya untuk menetapkan Kabareskrim yang baru,” kata Neta kepada wartawan, Senin (18/11).

IPW pun prihatin melihat situasi ini. Karena hal ini seolah menunjukkan tidak ada jenderal yang pantas dan layak untuk menggantikan Idham Azis. Padahal di tubuh Polri ada belasan jenderal bintang tiga (Komjen) dan ada lebih dari 100 jenderal bintang dua (Irjen).

IPW melihat ada dua hal yang krusial atas lambannya pemilihan Kabareskrim yang baru. Pertama, jelas Neta, gagalnya sistem kaderisasi di tubuh Polri. Artinya, meskipun di tubuh Polri saat ini ada sekitar 300 jenderal, tapi Kapolri Idham Azis masih kesulitan untuk mencari dan mendapatkan Kabareskrim yang bisa dipercaya, punya kapabilitas, dan memiliki kualitas yang mumpuni.

Kedua, kuatnya intervensi dari penguasa dalam mengatur posisi-posisi strategis di internal Polri. Sehingga membuat jajaran kepolisian tidak punya rasa percaya diri untuk menetapkan pejabatnya di posisi-posisi strategis, seperti Kabareskrim.

“Keberadaan Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) yang selama ini digunakan untuk mencari dan memproses figur-figur yang akan memegang jabatan strategis di Polri, kini seakan tidak berguna dan terabaikan,” ujar Neta.

Jika kedua kondisi ini terus dibiarkan, ke depan Polri dikhawatirkan semakin tidak profesional dan makin tidak independen. Polri akan semakin tersandera oleh politik dan kepentingan kekuasaan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya